S
|
akramen
dalam Gereja Katolik adalah bagian dari tugas Gereja menguduskan. Sakramen
berarti tanda dan sarana keselamatan Allah yang diberikan kepada Manusia. Kata
sakramen berasal dari bahasa Latin Sacramentum, yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. sakramen dalam Gereja Katolik
mengandung 2 (dua) unsur hakiki yaitu : pertama, forma artinya
kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi; dan kedua materia artinya
barang atau tindakan tertentu yang kelihatan
Sakramen-Sakramen
dibagi menjadi: Sakramen inisiasi Kristen yaitu: Sakramen Pembaptisan,
Penguatan, dan Ekaristi Kudus. Sakramen-Sakramen Penyembuhan yaitu:
Tobat dan Pengurapan Orang
Sakit) dan Sakramen-Sakramen pelayanan pesersekutuan
dan perutusan yaitu Sakramen Penahbisan / Imamat dan Perkawinan (lihat
Kompendium KGK 2
50 – KGK 1210-1211). Berikut ini adalah penjelasan tentang
Sakramen dalam Gereja Katolik:
Lukisan Perjamuan Malam Terakhir. sumber: wikipedia
1. Pembaptisan.
Sakramen Baptis merupakan sakramen yang pertama kali kita terima sebelum
sakramen sakramen yang lain.Pada saat penerimaan Sakramen Baptis kita diperciki
air kemudian diolesi minyak serta diberi kain putih dan lilin bernyala.Semua
itu merupakan lambang bahwa kita telah di bersihkan dari dosa asal dan siap
menjadi terang bagi sesama.Dengan menerima sakramen baptis kita telah diangkat
menjadi anak Allah dan digabungkan dengan gereja yang menjadikan kita anggota Tubuh
Kristus serta siap diutus untuk berbuat baik kepada semua orang.Pembaptisan
hanya dapat di terima satu kali untuk selamanya namun meninggalkan material
rohani yang tidak dapat di hapuskan.
2.
Penguatan, juga disebut
Krisma. Allah Bapa memperkuat jiwa kita lewat Sakramen penguatan
atau sakramen Krisma.Hal ini dapat dilihat Dalam Kisah Para Rasul 2:2-13 yang
menceritakan bahwa setelah Yesus Kristus naik ke Surga Roh Kudus dicurahkan
kepada para rasul.Karena karunia Roh kudus inilah para rasul menjadi berani
berbicara dan bersaksi di tengah banyak orang.Turunnya roh kudus atas para
rasul dirayakan pada hari Raya Pentekosta. Bagi orang dewasa, sakramen
penguatan sebetulnya merupakan bagian dari sakramen permandian. Orang
yang telah dipermandikan ditandai dengan minyak (krisma), tanda kekuatan
Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan cita-cita Kristus dalam Gereja
dan masyarakat. Sakramen penguatan menjadi tanda
kedewasaan, maka orang yang menerima Sakramen Penguatan turut serta
bertanggung jawab atas kehidupan Umat Allah. Kepada setiap orang, Roh Kudus
memberikan karisma- karisma-Nya (bakat kemampuan). Atas
karisma-karisma (anugerah) Tuhan ini, orang yang bersangkutan
menyadari tanggung jawabnya terhadap sesama. Dengan bakat kemampuan yang diterima
dari Tuhan, orang yang bersangkutan diharapkan hidup bukan untuk diri sendiri,
melainkan untuk ikut membina Tubuh Kristus (Umat Allah). Bakat kemampuan
menyatakan karya Roh, yang melalui setiap orang Kristen, menghantar sesamanya
kepada Kristus.
3.
Ekaristi.
Perayaan Syukur atas Kasih Allah Bapa Lewat Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus
dirayakan setiap kali kita mengikuti Misa atau Sakramen Ekaristi.Pada saat
Ekaristi kita mengenang karya penyelamatanYesus Kristus bagi manusia,yang
terjadi melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Berkumpul di sekitar meja Altar
untuk menyambut Kristus dalam sabda dan perjamuan-Nya merupakan kehadiran
Gereja yang paling nyata dan penuh; ungkapan yang paling konkret dari persatuan
umat dan Tuhan serta persatuan para anggotanya.
4.
Rekonsiliasi (umumnya
disebut “Pengakuan Dosa”). Para pengikut
Kristus perlu bertobat dan membaharui diri secara terus-menerus di
hadapan Tuhan dan sesama. Tanda pertobatan di hadapan
Tuhan dan sesama itu diterima dalam perayaan sakramen tobat. Seseorang
yang melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan kehendak Tuhan berarti dia
memisahkan diri dari Tuhan dan sesama. Selama suatu kesalahan berat belum
diampuni, ia tidak dapat ikut serta dalam ibadat umat secara sempurna. Dia
ibarat cabang yang mati dari sebuah tanaman. Agar dia diterima kembali menjadi
anggota umat yang hidup, dia harus bertobat dan menghadapi wakil umat (Pastor)
untuk mendapatkan pengampunan. Tobat sejati menuntut agar kerugian yang
diakibatkan oleh kesalahan itu diperbaiki.
5.
Pengurapan orang sakit. Jika
seorang anggota umat sakit keras, keprihatinan Tuhan
diungkapkan dengan sakramen perminyakan orang sakit. Kristus menguatkan
si sakit dengan Roh Kudus- Nya yang ditandakan dengan minyak suci. Dengan
demikian, si sakit dibuat siap dan tabah untuk menerima apa saja dari tangan
Allah yang mencintai kita, baik dalam kesembuhan maupun dalam maut. Dengan
menderita seperti Kristus, si sakit menjadi lebih serupa dengan Kristus.
6.
Imamat. Umat
membutuhkan pelayan-pelayan yang bertugas menunaikan berbagai tugas
pelayanan di tengah umat demi kepentingan
dan perkembangan umat dalam hidup beriman dan bermasyarakat.
Pelayanan-pelayanan itu juga berfungsi untuk mempersatukan umat, membimbing
umat dengan berbagai cara demi penghayatan iman pribadi dan bersama; membantu
melancarkan komunikasi iman demi tercapainya persekutuan umat, persekutuan
iman.
7.
Pernikahan. Dalam
sakramen perkawinan terdapat tiga pihak yang terlibat yakni mempelai
pria,wanita dan Allah Bapa Sendiri.Ketika mempelai pria dan wanita menerima
sakramen ini,maka Allah hadir ditengah tengah mereka untuk menjadi saksi dan
memberkati melalui perantaraan Imam atau diakon yang berdiri sebagai saksi dari
pihak gereja.Oleh karena itu dalam geraja katolik perkawinan bersifat kudus dan
tidak dapat terceraikan(Mat 19:6). Membangun keluarga merupakan kejadian yang
sangat penting dalam hidup seseorang. Tentu usaha sepenting ini tidak di luar
perhatian Kristus serta umat-Nya. Maka Kristus sendiri hadir dalam cinta mereka
antar suami-istri.
Sakramentali
dan devosi
Selain ketujuh Sakramen dalam Gereja Katolik yang telah
dijelaskan diatas, Gereja Katolik memiliki sakramentali dan devosi-devosi
sebagai sarana pengudusan dalam Gereja.
Sakrementali adalah
tanda-tanda suci (berupa ibadat/upacara/ pemberkatan) yang mirip dengan
sakramen-sakramen. Berkat tanda-tanda suci ini memiliki berbagai buah rohani
yang ditandai dan diperoleh melalui doa-doa permohonan dengan perantaraan
Gereja. Aneka ragam sakramentali: Pertama, pemberkatan, yakni pemberkatan orang,
benda/barang rohani, tempat, makanan, dsb. Contoh: pemberkatan ibu hamil atau
anak, alat-alat pertanian, mesin pabrik, alat transportasi, rumah, patung,
rosario, makanan, dsb. Pemberkatan atas orang atau benda/barang tersebut adalah
pujian kepada Allah dan doa untuk memohon anugerah-anugerah-Nya. Kedua,
pemberkatan dalam arti tahbisan rendah, yakni pentahbisan orang dan
benda. Contoh pentahbisan/pemberkatan lektor, akolit, dan katekis;
pemberkatan benda atau tempat untuk keperluan liturgi, misalnya
pemberkatan gereja/kapel, altar, minyak suci, lonceng, dan sebagainya.
Devosi (Latin:
devotio = penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan/
kebaktian khusus orang atau umat beriman kepada rahasia kehidupan Yesus yang
tertentu, misalnya kesengsaraan-Nya, Hati-Nya yang Mahakudus, Sakramen
Mahakudus, dan sebagainya. Atau devosi kepada orang-orang kudus, misalnya
devosi kepada Bunda Maria dengan novena 3 x salam Maria, berdoa
rosario, berziarah ke gua Maria pada bulan Mei dan Oktober. Segala
macam bentuk devosi ini bersifat sukarela (tidak mengikat/tidak wajib) dan
harus bertujuan untuk semakin menguatkan iman kita kepada Allah dalam diri
Yesus Kristus.
Sakramen, sakramentali dan devosi merupakan rahmat terbesar yang
disediakan Allah Bapa melalui gereja-Nya.Oleh Karena itu sebagai umat beriman
sudah seharisnya kita menerima sakramen-sakramen tersebut agar kita dapat
memperoleh anugerah keselamatan dan perlindungan dari Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar