Selasa, 28 April 2020

Orang Muda Katolik Yang Mengatualisasikan Diri


“Orang Muda Katolik yang Mengatualisasikan Diri”
Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah aktualisasi diri.  Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu menciptakannya sendiri) di mana ia bisa benar-benar menghayati keberadaannya.  Setiap orang ingin merasakan nikmatnya menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya.  Tidak ada orang yang mau diabaikan. 
Aktualisasi diri erat kaitannya dengan kesadaran atau awareness. Kesadaran untuk mengenali diri memperbaiki diri, dan keinginan untuk mengubah kondisi dan hidup ke arah yang lebih baik dari hari ke hari. Tak peduli seberapa bagus dan sempurna kondisi anda kini, anda harus terus memperbaiki dan mengaktualisasi diri anda. Karena aktualisasi diri adalah tangga untuk mencapai puncak kesuksesan.
Karena itu aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila anda ingin sukses. Tak heran jika Abraham Maslow dalam teorinya tentang Piramida Kebutuhan menempatkan aktualisasi diri posisi puncak piramida. Dan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Maka dari itu perlu pembinaan bagi anak remaja agar dapat mengaktualisasikan diri. 

Pengertian Aktualisasi Diri
a.       Apa itu aktualisasi diri?
Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah Aktualisasi diri  Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu menciptakannya sendiri) di mana ia bisa benar-benar menghayati keberadaannya.  Setiap orang ingin merasakan nikmatnya menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya.  Tidak ada orang yang mau diabaikan. 
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Individu Abraham Maslow (dalam Schultz, 1991), manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling tinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham Maslow adalah Aktualisasi diri. Jadi prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah:
1)      Kebutuhan-kebutuhan fisiologis,
2)      Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman
3)      Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta
4)      Kebutuhan-kebutuhan penghargaan.
Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagian dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan Aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri di atas nampaknya merupakan suatu kondisi puncak dari perkembangan individu. Pada awalnya maslow menyatakan bahwa orang-orang yang teraktualisasi diri hanya terdapat pada orang-orang berusia lanjut, cenderung dipandang sebagai suatu keadaan puncak atau keadaan akhir suatu tujuan jangka panjang, bukan sebagai suatu proses dinamis yang terus-menerus. Namun Maslow juga menyatakan bahwa orang-orang muda tidak dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya, tetapi memiliki kemungkinan untuk memperlihatkan pertumbuhan baik ke arah aktualisasi diri.
b.       Setiap Manusia Memiliki Potensi
Pernahkah pemikiran kita yang “lemah” ini menyalahkan ciptaan-ciptaan Tuhan? Pemikiran manusia yang “lemah” kadang kala lupa dengan Kesempurnaan Sang Maha Pencipta. Kita sering kali bertanya-tanya, untuk apakah Tuhan menciptakan makhluk-makhluk yang secara kasatmata tidak sempurna dan kurang memiliki daya guna? Jangan pernah meragukan Kesempurnaan Tuhan. Tidak pernah ada yang salah dengan semua ciptaanNya. Setiap yang diciptakan Tuhan pasti mempunyai nilai guna, apa pun itu.
Perbedaan dalam penciptaan makhlukNya adalah hal yang lumrah. Hal ini jangan terlalu kita permasalahkan. Namun yang jelas Tuhan tidak mungkin berbuat tidak adil pada semua hambaNya. Setiap ciptaan Tuhan pasti memiliki potensi. Begitu pun manusia. Setiap manusia pasti dianugerahi potensi oleh Tuhan, apa pun bentuknya. Namun sering kali kita kurang menyadari hal ini. Sikap kita cenderung terlalu ekstrim. Kita kadang terlalu percaya diri dengan potensi yang ada pada diri kita dan menganggap remeh potensi orang lain. Atau sebaliknya, kita iri dengan potensi orang lain sehingga menyebabkan kurang percaya diri dengan potensi diri sendiri. Sikap manakah yang akan Anda pilih, yang pertama atau yang kedua? Atau mungkin ada alternalif sikap yang lebih bijak? Bagaimana dengan alternatif ketiga ini? Kita terus mengembangkan potensi yang ada pada diri kita dengan tetap menghargai potensi yang ada pada orang lain. Terlihat lebih bijak bukan?
Meyakini dan menghargai potensi yang ada pada diri orang lain sangatlah bijak dilakukan oleh seorang hamba yang beriman pada Tuhannya. Sudah seharusnyalah kita meyakini Kesempurnaan Tuhan, termasuk meyakini kesempurnaan ciptaanNya yang secara kasatmata berwujud sesuatu yang “tidak sempurna“. Wujud ketidaksempurnaan semu ini banyak terlihat di sekitar kita. Ada saudara-saudara kita yang dianugerahi Tuhan ketidaksempurnaan semu ini. Mereka adalah para penyandang cacat. Sebagai orang normal, kita tentu takut jika suatu saat harus menyandang gelar sebagai penyandang cacat. Sebuah gelar yang sangat berat. Dibutuhkan kekuatan yang teramat besar untuk memikul gelar ini. Gelar ini bukan gelar biasa. Hanya orang-orang istimewa yang mempunyai kekuatan besarlah yang mampu menyandangnya. Para penyandang cacat adalah orang-orang yang hebat dan kuat. Coba bayangkan jika kita berada pada posisi mereka, apakah kita akan sanggup sekuat dan setegar mereka? Belum tentu kita akan sanggup bukan? Maka sudah sepantasnyalah kita mengagumi dan menghargai mereka.

Teman-teman, setelah menyaksikan video singkat ini, mari kita coba merenungkan beberapa hal, terlebih dalam situasi Indonesia sekarang ini
1. Apa yang teman rasakan setelah melihat video tersebut?
2. Hal baru apa yang teman-teman dapatkan dari video tersebut?
3. Langkah apa yang akan teman-teman lakukan untuk dapat mengkatualisasikan diri sesuai dengan kemapuan yang telah dimiliki??
4.  Dalam situasi pendemi virus corona ini apa yang dapat kita lakukan sebagai orang
 Muda?
5. Baca teks kitab suci Matius 25:14-30, lalu, Talenta apa yang saya miliki !

Tidak ada komentar:

Belajar Menulis "Menunggu..."

Pelatihan Belajar Menulis Menulis di Kompasiana   Tak terasa sudah beranjak malam, ketika saya keluar dari ruang perawatan di salah sa...