“Orang Muda Katolik yang Mengatualisasikan
Diri”
Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah
aktualisasi diri. Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu
menciptakannya sendiri) di mana ia bisa benar-benar menghayati
keberadaannya. Setiap orang
ingin merasakan nikmatnya menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya.
Tidak ada orang yang mau diabaikan.
Aktualisasi diri erat kaitannya dengan kesadaran atau awareness. Kesadaran
untuk mengenali diri memperbaiki diri, dan keinginan untuk mengubah kondisi dan
hidup ke arah yang lebih baik dari hari ke hari. Tak peduli seberapa bagus dan
sempurna kondisi anda kini, anda harus terus memperbaiki dan mengaktualisasi
diri anda. Karena aktualisasi diri adalah tangga untuk mencapai puncak
kesuksesan.
Karena itu aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila
anda ingin sukses. Tak heran jika Abraham Maslow dalam teorinya tentang
Piramida Kebutuhan menempatkan aktualisasi diri posisi puncak piramida. Dan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Maka dari itu
perlu pembinaan bagi anak remaja agar dapat mengaktualisasikan diri.
Pengertian
Aktualisasi Diri
a. Apa itu aktualisasi diri?
Salah satu
kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah Aktualisasi diri
Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu menciptakannya sendiri) di
mana ia bisa benar-benar menghayati keberadaannya. Setiap orang ingin merasakan nikmatnya
menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya. Tidak ada orang yang mau
diabaikan.
Aktualisasi diri
adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi
potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh
pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri
akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia
tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis.
Menurut konsep
Hirarki Kebutuhan Individu Abraham Maslow (dalam Schultz, 1991), manusia
didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan
ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi.
Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum
muncul kebutuhan tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling tinggi dalam hirarki
kebutuhan individu Abraham Maslow adalah Aktualisasi diri. Jadi prasyarat untuk
mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam
tingkat yang lebih rendah:
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis,
2) Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman
3) Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta
4) Kebutuhan-kebutuhan penghargaan.
Kebutuhan-kebutuhan
ini harus sekurang-kurangnya sebagian dipuaskan dalam urutan ini, sebelum
timbul kebutuhan akan Aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri di atas
nampaknya merupakan suatu kondisi puncak dari perkembangan individu. Pada
awalnya maslow menyatakan bahwa orang-orang yang teraktualisasi diri hanya
terdapat pada orang-orang berusia lanjut, cenderung dipandang sebagai suatu
keadaan puncak atau keadaan akhir suatu tujuan jangka panjang, bukan sebagai
suatu proses dinamis yang terus-menerus. Namun Maslow juga menyatakan bahwa
orang-orang muda tidak dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya, tetapi
memiliki kemungkinan untuk memperlihatkan pertumbuhan baik ke arah aktualisasi
diri.
b. Setiap Manusia Memiliki Potensi
Pernahkah
pemikiran kita yang “lemah” ini menyalahkan ciptaan-ciptaan Tuhan? Pemikiran
manusia yang “lemah” kadang kala lupa dengan Kesempurnaan Sang Maha Pencipta.
Kita sering kali bertanya-tanya, untuk apakah Tuhan menciptakan makhluk-makhluk
yang secara kasatmata tidak sempurna dan kurang memiliki daya guna? Jangan
pernah meragukan Kesempurnaan Tuhan. Tidak pernah ada yang salah dengan semua
ciptaanNya. Setiap yang diciptakan Tuhan pasti mempunyai nilai guna, apa pun
itu.
Perbedaan dalam
penciptaan makhlukNya adalah hal yang lumrah. Hal ini jangan terlalu kita permasalahkan. Namun yang jelas Tuhan tidak mungkin berbuat tidak adil pada semua
hambaNya. Setiap ciptaan Tuhan pasti memiliki
potensi. Begitu pun manusia. Setiap manusia pasti
dianugerahi potensi oleh Tuhan, apa pun bentuknya. Namun sering kali kita
kurang menyadari hal ini. Sikap kita cenderung terlalu ekstrim. Kita kadang
terlalu percaya diri dengan potensi yang ada pada diri kita dan menganggap
remeh potensi orang lain. Atau sebaliknya, kita iri dengan potensi orang lain
sehingga menyebabkan kurang percaya diri dengan potensi diri sendiri. Sikap manakah yang akan Anda pilih, yang
pertama atau yang kedua? Atau mungkin ada alternalif sikap yang lebih bijak?
Bagaimana dengan alternatif ketiga ini? Kita terus mengembangkan potensi yang
ada pada diri kita dengan tetap menghargai potensi yang ada pada orang lain.
Terlihat lebih bijak bukan?
Meyakini dan
menghargai potensi yang ada pada diri orang lain sangatlah bijak dilakukan oleh
seorang hamba yang beriman pada Tuhannya. Sudah seharusnyalah kita meyakini
Kesempurnaan Tuhan, termasuk meyakini kesempurnaan ciptaanNya yang secara
kasatmata berwujud sesuatu yang “tidak sempurna“. Wujud ketidaksempurnaan semu
ini banyak terlihat di sekitar kita. Ada saudara-saudara kita yang dianugerahi
Tuhan ketidaksempurnaan semu ini. Mereka adalah para penyandang cacat. Sebagai
orang normal, kita tentu takut jika suatu saat harus menyandang gelar sebagai
penyandang cacat. Sebuah gelar yang sangat berat. Dibutuhkan kekuatan yang
teramat besar untuk memikul gelar ini. Gelar ini bukan gelar biasa. Hanya
orang-orang istimewa yang mempunyai kekuatan besarlah yang mampu menyandangnya.
Para penyandang cacat adalah orang-orang yang hebat dan kuat. Coba bayangkan
jika kita berada pada posisi mereka, apakah kita akan sanggup sekuat dan
setegar mereka? Belum tentu kita akan sanggup bukan? Maka sudah sepantasnyalah
kita mengagumi dan menghargai mereka.
Teman-teman,
setelah menyaksikan video singkat ini, mari kita coba merenungkan beberapa hal,
terlebih dalam situasi Indonesia sekarang ini
1. Apa yang teman rasakan setelah melihat video tersebut?
2. Hal baru apa yang teman-teman dapatkan dari video tersebut?
3. Langkah apa yang akan teman-teman lakukan untuk dapat mengkatualisasikan
diri sesuai dengan kemapuan yang telah dimiliki??
4. Dalam situasi pendemi virus
corona ini apa yang dapat kita lakukan sebagai orang
Muda?
5. Baca teks kitab suci Matius 25:14-30, lalu, Talenta apa yang saya miliki !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar