Istilah Alkitab berasal dari kata "Al-Kitab" (bahasa Arab: الكتاب)
berarti "buku" atau "kitab". Di negeri-negeri berbahasa Arab sendiri
Alkitab disebut sebagai "Al-Kitab Al-Muqaddas" (bahasa Arab: الكتاب
المقدس).
Dalam bahasa Indonesia, Alkitab kadang disebut dengan
istilah Bibel.Filo (20 SM – 50 M) dan Yosefus menyebut Perjanjian Lama
sebagai bibloi hiërai. Hieronimus, seorang Bapak Gereja yang disuruh
oleh Paus Damasus untuk merevisi Alkitab Latin, berkali-kali menyebut
Alkitab dengan nama Biblia yang merupakan kata dari bahasa Latin yang
berarti "buku". Alkitab dalam bahasa Inggris menyebut kitab suci sebagai
the Bible, dan dalam bahasa Jerman sebagai die Bibel.
Dalam
Gereja Katolik, Alkitab terdiri dari atas Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Disebut “perjanjian”, karena memang berisi perjanjian
antara Allah dan manusia. Perjanjian Lama : perjanjian antara Allah dan
umat Israel, sedangkan Perjanjian Baru: perjanjian antara Allah dan umat
manusia melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Kata “perjanjian”
dipakai untuk menunjukkan jalinan istimewa antara Allah dan manusia.
A. KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA
1. Mengenal Kitab Suci Perjanajian Lama
Kitab
Suci Perjanjian Lama yang kita kenal sekarang, pada mulanya disarikan
dari kumpulan cerita tentang bangsa Israel dalam hubungannya dengan
sejarah keselamatan. Salah satunya tentang kisah penciptaan manusia.
Pada zaman dahulu setiap bangsa mempunyai cerita-cerita lisan yang
diteruskan turun-temurun. Cerita yang diwariskan mau mengajarkan tentang
keyakinan mereka bahwa manusia, pria dan wanita, diciptakan Tuhan yang
berbeda secara jasmani dan rohani, ciptaan Tuhan yang Indah. Keyakinan
dan kepercayaan bahwa manusia berasal dari Tuhan menjadi keyakinan yang
teguh dari suku-suku bangsa. Mereka meyakini ajaran yang terkandung
dalam cerita itu merupakan firman Allah yang harus dipercaya dan
diwariskan turun-temurun.
Cerita yang awalnya hanya berupa cerita
lisan dan diceritakan turun-temurun, akhirnya dituliskan dengan begitu
rupa menjadi sesuatru yang indah dan menjadi kekayaan iman. Kisah
penciptaan dapat kita baca dalam Kejadian 2:7-9;18:21-23.
Sebagian
besar Perjanjian Lama merupakan kisah hidup bangsa Israel yang
diselamatkan oleh Allah, pengalaman akan Allah yang menyelamatkan ini
diceritakan turun-temurun kepada anak cucu. Ajaran yang terkandung dalam
cerita-cerita tersebut diyakini oleh bangsa Israel sebagai firman yang
bersalah dari Allah. Dan sejalan dengan pikiran bangsa Israel, ajaran
yang berkembang dalam cerita itu harus dimengerti sebagai firman Allah.
Semua terjadi berkal ilham dan bimbingan Roh Kukdus. Bukan berarti bahwa
firman itu berasal dari Allah. Tetapi firman Allah yang terjadi lewal
pengalaman dan penemuan bangsa Israel dalam pergulatan hidup lewat ilmah
dan bimbingan Roh Kudus. Akhirnya, dengan proses yang panjang,
cerita-cerita yang berkembang dalam perjalanan hidup bangsa Israel
ditulis oleh pengarang Kitab Suci atas dasar ilham Roh Kudus. Lalu
dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku utuh seperti yang kita
miliki sekarang.
Isi Perjanjian Lama memuat kisah mulai dari
penciptaan sampai dengan perjuangan bangsa Israel melawan penindasan
agama oleh Antiokhus IV Ephipanes yang berakhir dengan kemenangan bangsa
Israel. (Kitab Makabe)
Istilah “Perjanjian Lama” kita kenal berasal
dari Santo Paulus. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di
Korintus, ia mengatakan “ Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul,
sebab sampai pada hari ini selubung ini masih tetap menyelubungi mereka,
jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena
hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (2Kos 3:14)
Perjanjian
Lama menjadi jembatan untuk menyiapkan kedatangan Kristus, mempersapkan
warta Kerajaan Allah yang dinyatakan dalam nubuat-nubuat para nabi.
Kitab Perjanjian Lama merupakan gambaran kehidupan umat manusia,
mengungkapkan kepada semua orang pengertian tentang Allah dan manusia
serta cara-cara Allah yang adil dan rahim bergaul dengan manusia, dan
bagaimana Allah menyelamatkan manusia, mengungkapkan kesadarah hidup
akan Allah, yang mencantumkan ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah dan
kebijaksanaan Allah yang menyelamatkan, juga doa-doa yang menakjubkan.
Dengan
kata lain Perjanjian Lama adalah untuk memyiapkan kedatangan sang Juru
Selamat umat manusia yaitu Yesus Kristus, dengan berbagai nubuat dan
lambang. Yang mengajarkan kepada manusia tentang Allah yang adalah
pencipta, asal dan tujuan segala ciptaan, mengajarkan pendidikan nilai,
dan mengajarkan doa.
2. Bagian-bagian Kitab Perjanjian Lama
Perjanjian
Lama menurut Gereja Katolik berjumlah 46, sedangkan menurut Gereja
Kristen Protestan berjumah 39, sama dengan jumlah Kitab SUci Yahudi.
Dengan kata lain Gereja Protestan hanya amengakui kitab-kitab yang oleh
agama Yahudi diakui sebagai Kitab Suci.
Kitab Suci Perjanjian Lama
dapat dikelompokkan menjadi empat; 1) Pentateukh atau Taurat, 2) Kitab
Sejarah, 3) Kitab Kebijaksanaan dan sesembahan atau pujian, 4)
Kitap-kitab Kenabian atau Para Nabi.
Kitab-kitab Perjanjian Lama
pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew) bagi Israel, umat
pilihan Allah. Tetapi setelah orang-orang Yahudi terusir dari tanah
Palestina dan akhirnya menetap di berbagai tempat, mereka kehilangan
bahasa aslinya dan mulai berbicara dalam bahasa Yunani (Greek) yang pada
waktu itu merupakan bahasa internasional. Oleh karena itu menjadi
penting kiranya untuk menyediakan bagi mereka, terjemahan seluruh Kitab
Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Pada waktu itu di Alexandria
berdiam sejumlah besar orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Selama
pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285 - 246 SM) proyek
penterjemahan dari seluruh Kitab Suci orang Yahudi ke dalam bahasa
Yunani dimulai oleh 70 atau 72 ahli-kitab Yahudi - menurut tradisi - 6
orang dipilih mewakili setiap dari 12 suku bangsa Israel. Terjemahan ini
diselesaikan sekitar tahun 250 - 125 SM dan disebut Septuagint, yaitu
dari kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan jumlah penterjemah.
Dalam Septuahint terdapat 7 Kitab dan dau tambahan Kitab yang ditolek
oleh Gereja Kristen Protestan tetapi diakui oleh Gereja Katolik sebagai
Kitab, yaitu seperti yang tercantum dalam Septuagint, yaitu: Tobit,
Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2 Makabe, berikut
tambahan-tambahan dari kitab Ester dan Daniel. Tujuh kitab berikut dua
tambahan kitab yang ditolak tersebut dikenal oleh Gereja Katolik sebagai
Deuterokanonika (= second-listed).
Pengelompokan Kitab Suci Perjanjian Lama
a. Kitab Pentateukh atau Taurat
1. Kejadian
2. Keluarah
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
b. Kitab Sejarah
1. Yosua
2. Hakim-hakim
3. Rut
4. I Samuel
5. II Samuel
6. I Raja-raja
7. II Raja-raja
8. I Tawarikh
9. II Tawarikh
10.Ezra
11.Nehemia
12.I Makabe
13.II Makabe
14. Tobit
15. Yudit
16.Ester
C. Kitab Kebijaksanaan
1 Ayub
2 Mazmur
3 Amsal
4 Pengkhotbah
5 Kidung Agung
6 Putra Sirakh
7. Yoel
8. Amos
D. Kitab Nabi-nabi
1. Yesaya
2. Yeremia
3. Ratapan Yeremia
4. Barukh
5. Yehezkiel
6. Daniel
7. Hosea
3. Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama
Seluruh
Kitab Suci Perjanjian Lama adalah Kitab Iman; Kitab Iman Bangsa Israel.
Jadi, bukan riwayat hidup atau sejarah dari seseorang atau bangsa
Israel. Tokoh-tokoh dalam Kisah Perjanjian Lama dapat saja tokoh sejarah
dan mempunyai latar belakang sejarah, tetapi dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama terutama dimuat iman dari bangsa terpilih. Perjanjian
Lama sesungguhnya mengisahka pra-sejarah, yakni kisah penciptaan sampai
dengan menara Babel (lih. Kej 1-11) dan sejarah Israel mulai dari
Abraham yang hidup sekitar tahun 2000/1800 SM sampai menjekang Yesus
Kristus. Namun, sejarah yang ditulis dalam Perjanjian Lama lebih
merupakan sejarah iman. maka untuk mengetahui proses terjadinya Kitab
Suci Perjanjian Lama, sebaiknya dimulai dengan awal sejarah Israel yaitu
sekitar tahun 1800 SM.
Antara tahun 1800-1600 S.M: Zaman
Bapa-bapa bangsa (Abraham-Ishak-Yakub). Periode awal sejarah bangsa
Israel yang dimulai dari panggilan Abraham sampai kisah tentang Yakub
(Kej 12-50).
Antara tahun 1600-1225 S.M: Kisah bangsa Israel
mengungsi ke Mesir, perbudakan di Mesir, pembebasan dari Mesir sampai
Perjanjian di Sinai.
Antara tahun 1225-1030 S.M: Perebutan tanah
Kanaan dan zaman hakim-hakim. Pada periode ini, bangsa Israel merebut
tanah Kanaan yang diyakii sebagai Tanah Terjanji di bawah pimpinan Yosua
dan kehidupan bangsa Israel di tanah yang baru di bawah para tokoh yang
diberi gelar hakim.
Antara tahun 1030-930 S.M: Periode Raja-Raja.
Bangsa Israel mulai menganut system kerajaan yang diawali dengan Raja
Saul. Pada zaman raja Saul, Daud dan Salomo, bagian-bagian Kitab Suci
Perjanjian Lama mulai ditulis. Misalnya, kisah penciptaan manusia,
manusia jatuh dalam dosa dan akibatnya, bapa-bapa bangsa, kisah para
raja, beberapa bagian mazmur, dan hukum-hukum.
Antara tahun
930-722 S.M: Kerajaan Israel dan Yehuda. Pada periode ini dilanjutkan
dengan penulisan Kitab-Kitab Suci Perjanjian Lama yang melengkapi
cerita-cerita Kitab Taurat Musa serta beberapa tambahan hukum.
Antara tahun 722-587 S.M: Kerajaan Yehuda masih berlangsung sesudah
Kerajaan Israel jatuh. Pada masa ini beberapa tradisi tertulis tentang
kisah bapa-bapa bangsa mulai disatukan. Pewartaan para nabi mulai
ditulis dan sebagian diteruskan dalam bentuk lisan. Muncul tulisan
tentang sejarah bangsa Israel, beberapa bagian dari Mazmur dan Amsal.
Antara tahun 586-539 S.M: Zaman pembuangan Babilon. Penulisan kitab
sejarah dilanjutkan. Muncul kitab Ratapan, serta para imam yang
menuliskan hukum-hukum yang sekarang masuk dalam kitab Imamat.
Antara tahun 538-200 S.M: Kembalinya bangsa Israel dari pembuangan. Pada
masa ini kelima kitab Taurat telah diselesaikan. Juga kitab-kitab
sejarah Yosua, Hakim-hakim, I-II Samuel, dan Raja-raja. Kitab-kitab para
nabi sudah banyak yang diselesaikan. Dari ratusan nyanyian, akhirnya
dipilih 150 mazmur yang kita terima sampai sekarang. Pada masa ini
muncul pula beberapa tulisan kebijaksanaan.
Dua abad terakhir:
pada masa ini ditulis kitab-kitab Ester, Daniel, Yudith, Tobit, I-II
Makabe, Sirakh, dan Kebijaksanaan Salomo.
Kanon Kitab Suci: Orang
Yahudi menentukan sejumlah kitab sebagai kitab suci. Daftar kitab-kitab
yang mereka terima sebagai kitab suci disebut KANON. Kitab-kitab yang
terdapat di dalamnya disebut kitab-kitab kanonik. Orang Yahudi hanya
menerima Kitab Suci yang aslinya ditulis dalam bahasa Yunani. Jumlah
kitab suci yang diterima sebanyak 39 kitab.
Kitab-kitab itu
kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani dan ditambah dengan beberapa
tulisan yang aslinya ditulis dalam bahasa Yunani. Terjemahan itu diberi
nama SEPTUAGINTA (LXX). Terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Latin disebut
dengan Vulgata. Dengan demikian, jumlah Kitab Suci Perjanjian Lama yang
diakui Gereja Katolik ada 46 kitab. Kitab suci lengkap yang diakui oleh
Gereja Katolik itu disebut Deuterokanonika.
4. Kitab Deuterokanonika
Kitab-kitab
Deuterokanonika dalam Alkitab adalah kitab-kitab yang dipandang sebagai
bagian yang kanonik dari Perjanjian Lama Kristiani oleh Gereja Katolik
Roma dan Kekristenan Timur akan tetapi tidak terdapat dalam Alkitab
Ibrani, yang kerap dipandang protokanonik. (yang pertama diterima
sebagai Kitab Kanonik)
Kata deuterokanonika berasal dari Bahasa
Yunani yang artinya 'termasuk kanon kedua'. Etimologi kata ini
membingungkan, namun mengindikasikan keragu-raguan dalam penerimaan
kitab-kitab tersebut ke dalam kanon oleh beberapa pihak. Perlu dicermati
bahwa istilah tersebut tidak berarti non-kanonik; sekalipun istilah
tersebut kadang-kadang digunakan sebagai eufemisme untuk menyebut
kitab-kitab Apokrif.
Umat Kristiani Protestan biasanya tidak
menggolongkan kitab apapun sebagai kitab "deuterokanonika"; kitab-kitab
itu mereka keluarkan dari Alkitab, atau mengelompokkannya dalam bagian
tersendiri yang disebut Apokrif. Kemiripan makna antara istilah-istilah
yang berbeda ini menimbulkan kebingungan antara deuterokanonika Katolik
Roma dan Ortodoks dengan naskah-naskah yang dianggap non-kanonik oleh
satu atau kedua kelompok umat Kristiani tersebut.
Istilah
Deuterokanonika pertama kali digunakan pada tahun 1566 oleh orang-orang
Kristen yang sebelumnya beragama Yahudi dan teolog Katolik Sixtus dari
Siena untuk menyebut naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama yang
kanonisitasnya ditetapkan bagi umat Katolik oleh Konsili Trente, namun
telah dikeluarkan dari beberapa kanon terdahulu, teristimewa di Timur.
Penerimaan akan kitab-kitab tersebut di antara umat Kristiani awal
tidaklah universal, namun konsili-konsili regional di Barat menerbitkan
kanon-kanon resmi yang memasukkan kitab-kitab tersebut sejak abad ke-4
dan ke-5.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Belajar Menulis "Menunggu..."
Pelatihan Belajar Menulis Menulis di Kompasiana Tak terasa sudah beranjak malam, ketika saya keluar dari ruang perawatan di salah sa...
-
Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Hubungan yang menjadi baik ini disebabkan karena Ger...
-
Perintah Untuk Mewartakan Injil. Kristus adalah Allah yang hadir di muka bumi untuk memulihkan cinta-Nya yang telah lama diabaikan oleh ...
-
Tugas Gereja Menjadi Saksi (Martyria) Kata saksi sering diartikan sebagai orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (ke...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar