Senin, 22 Agustus 2022

Belajar Menulis "Menunggu..."

Pelatihan Belajar Menulis

Menulis di Kompasiana

 

Tak terasa sudah beranjak malam, ketika saya keluar dari ruang perawatan di salah satu Rumah Sakit di Metro Lampung, menghilangkan penat sambil menunggu, coba ku buka WA yang sejak sore ingin aku baca dan ikuti, sambil chat dengan Mbak There yang mengajak saya untuk belajar menulis, dan mengajak saya untuk masuk dalam grub WA "Belajar Manulis", menulis di mana pikir saya, dan ternyata belajar menulis di Kompasiana. Saya scroll chat terus keatas, dan mulai menemukan awal pertemuan sebuah pantun perjumpaan menyapa dari Ibu Widya Arema, untuk membuka pertemuan dunia maya.

“Menulis di Kompasiana” demikian materi pelatihan yang mulai saya ikuti. Lewat chat di grup, ternyata bertemu banyak orang hebat dan berpengalaman menulis, saya baca satu persatu tulisan yang ada, sambil coba untuk mengenal siapa Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd sebagai narasumber yang lebih familiar di grup dengan panggilan Om Jay. Seraya berbagi ilmu dan pengalaman tentang menulis, lewat youtube dan sebuah tulissan yang sedang viral saat ini, peristiwa Ferdy Sambo, Rektor Unila yang terkena OTT KPK, serta berita seputar Seleksi Calon Guru Penggerak. Walau hanya belajar lewat chat di grub WA banyak hal yang di dapat pengalaman menulis Om Jay dan Bapak-Ibu yang lain menggelitik saya untuk mencoba corat-coret lewat WPS menemukan ide yang sekiranya menarik yang dapat di tuangkan dalam sebuah tulisan, sambil berkomunikasi dengan Mbak There yang mengirimi saya beberapa tulisannya di kompasiana dan di koran, saya baca dan ternyata menarik, mencoba menerawang untuk menemukan ide menulis, eh terlintas satu kata "Menunggu".

Iya, saya sedang menunggu, menunggu keluarga yang sedang sakit, apa yang bisa saya buat ketika sedang menunggu, begitulah awal saya berkomunikasi dengan Mbak There, sambil tanya jawab dan mengikuti pertemuan di grup, ternyata menarik sampai pada satu kesimpulan, kalau kita mau meluangkan waktu sejenak di tengah kesibukan sehari-hari sebetulnya bisa untuk menemukan ide dan menuangkan ide itu dalam bentuk materi yang akan kita tulis, namun juga tidak mudah begitu saja untuk menuangkan ide dan gagasan materi, butuh sumber yang perlu di baca untuk menambah wawasan, menemukan inspirasi, yang jelas butuh ketekunan dan kemauan untuk meluangkan waktu. Seperti halnya yang di sampaikan Om Jay "Sebuah tulisan tidak bisa langsung sekali jadi, kita perlu menata kalimat demi kalimat yang mudah dipahami."  Iya menata kata demi kata, kalimat demi kalimat supaya saling berhubungan kalimat yangn satu dengan kalimat yang lain sehingga mudah di pahami, di mengerti oleh pembaca sehingga dapat menemukan arti dan makna atas pengalaman yang di bagikan dalam sebuah tulisan.

Terima kasih Mbak There yang sudah mengajak saya untuk masuk dalam grup WA Belajar Menulis, Terima Kasih Om Jay yang sudah berbagi ilmu dan pengalaman menulis, Terima kasih Bapak dan Ibu yang juga sudah berbagi pengalaman dalam menulis. Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Amin.

Senin, 11 Mei 2020

SENGSARA, WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS



A.    Latar Belakang dan Sebab-Sebab Sengsara dan Wafat Yesus
Untuk memahami peristiwa Yesus dihukum mati dan menjalani hukuman mati, ada baiknya kita mengamati dua hal berikut ini :
1.      Konteks sosial menjelang penyaliban Yesus
2.      Mereka yang berperan dalam penyaliban Yesus

1.      Konteks Sosial Menjelang Penangkapan, Pengadilan, dan Penyaliban Yesus
a.      Konteks Perayaan paskah
Perayaan Paskah merupakan pesta bangsa Israel untuk memperingati peristiwa pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari, menajdi pekan roti tak beragi. Bangsa Israel menghayati peristiwa pembebasan dari Mesir sebagai keterlibatan Allah dalam hidup mereka. Pada perayaan Paskah itu, seluruh rakyat terlibat dengan cara berziarah ke Yerusalem. Maka, Yerusalem dipadati oleh rakyat yang akan merayakan Paskah.
Dalam rangka perayaan Paskah tersebut, Yesus dan murid-murid-Nya juga pergi ke Yerusalem. Dalam situasi Paskah Yahudi itulah, terjadi peristiwa besar yang menimpa diri Yesus. Ia ditangkap, diadili, dan disalibkan. Pengadilan dan penyaliban Yesus diwarnai oleh berbagai isu yang berkembang pada waktu itu.

Selasa, 28 April 2020

Orang Muda Katolik Yang Mengatualisasikan Diri


“Orang Muda Katolik yang Mengatualisasikan Diri”
Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk tetap hidup normal adalah aktualisasi diri.  Manusia perlu mencari lingkungan (atau kalau perlu menciptakannya sendiri) di mana ia bisa benar-benar menghayati keberadaannya.  Setiap orang ingin merasakan nikmatnya menjadi orang yang berarti bagi sekitarnya.  Tidak ada orang yang mau diabaikan. 
Aktualisasi diri erat kaitannya dengan kesadaran atau awareness. Kesadaran untuk mengenali diri memperbaiki diri, dan keinginan untuk mengubah kondisi dan hidup ke arah yang lebih baik dari hari ke hari. Tak peduli seberapa bagus dan sempurna kondisi anda kini, anda harus terus memperbaiki dan mengaktualisasi diri anda. Karena aktualisasi diri adalah tangga untuk mencapai puncak kesuksesan.
Karena itu aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila anda ingin sukses. Tak heran jika Abraham Maslow dalam teorinya tentang Piramida Kebutuhan menempatkan aktualisasi diri posisi puncak piramida. Dan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Maka dari itu perlu pembinaan bagi anak remaja agar dapat mengaktualisasikan diri. 

Minggu, 26 April 2020

“Orang Muda Katolik yang Mengatasi Diri”


“Orang Muda Katolik yang Mengatasi Diri”

I.       Latar Belakang
Seperti yang telah kita lihat sekarang banyak sekali kaum muda yang terbawa arus karena ingin mengikuti zaman yang sangat modern seperti saat ini. Sampai-sampai mereka melakukan hal-hal yang merugikan mereka sendiri Kenakalan rejama/kaum muda dewasa ini memang ada yang tidak batasnya sehingga mereka jatuh ke hal-hal yang berbau (narkoba, dan tauran, juga mengomsumsi minuman keras (miras,dan banyak kaum muda yang terlibat pergaulan yang tidak sehat ada juga terlibat seks bebas dst)dan hal ini mereka lakukan semata-mata demi menunjukkan bahwa mereka telah mengikuti ternnya zaman ini.Kaum muda  adalah generasi penerus bangsa dan Gereja. Untuk dapat menjadi penerus bangsa dan Gereja yang baik, salah satu yang dapat dilakukan adalah ‘mengatasi diri”.dengan menjadikan dirinya yang siap di pakai oleh gereja dan di segani masyarakat kaum muda memang harus sehat dan tidak terlibat hal-hal yang merugikan kaum muda sendiri. Dengan menghindari hal yang membuat kaum muda yang baik. Sebaiknya kaum muda di berikan penyegaran rohani dan sebagainya.

Selasa, 21 April 2020

ROH KUDUS


Roh Kudus
”Roh Kudus” adalah nama khusus dari Pribadi ketiga Tritunggal. Yesus juga menyebut-Nya Sang Penghibur (atau Pembela) dan Roh Kebenaran. Perjanjian Baru juga menyebut-Nya Roh Kristus, Roh Tuhan, Roh Allah, Roh Kemuliaan, dan Roh Perjanjian. Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Maha Kudus, sehakikat dengan Bapa dan Putera, dan bahwa Ia “bersama dengan Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan” (Syahadat Nisea-Konstantinopel) (KGK 685).
Dalam bukunya, The Aquinas Catechism, St. Thomas memberikan pemaparan tentang lima karakter dari Roh Kudus, sebagai berikut:
1.    Roh Kudus adalah Tuhan. Rasul Paulus mengajarkan bahwa para malaikat adalah roh yang melayani manusia, agar manusia dapat memperoleh keselamatan (lih. Ibr 1:14). Namun demikian,

TUGAS GEREJA MENJADI SAKSI (MARTYRIA) DAN TUGAS GEREJA MELAYANI (DIAKONIA)


Tugas Gereja Menjadi Saksi (Martyria)
Kata saksi sering diartikan sebagai orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian). Saksi menunjuk pada personal atau pribadi seseorang yakni pribadi yang mengetahui atau mengalami dan mampu memberikan keterangan yang benar.
Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukan apa yang dialami dan diketahui tenang Yesus Kristus kepada orang lain. Penyampaian ini bisa melalui kata-kata (kerygma), sikap atau tindakan nyata.

Sabtu, 11 April 2020

TUGAS GEREJA MEWARTAKAN (KERYGMA)


Perintah Untuk Mewartakan Injil.
Kristus adalah Allah yang hadir di muka bumi untuk memulihkan cinta-Nya yang telah lama diabaikan oleh manusia. Kristus sekaligus menunjukan sifat Allah yang maha cinta melebihi sifat maha adil-Nya. Begitu banyak perbuatan kasih yang dibuat Yesus. Yesus memperkenalkan kembali nilai-nilai utama: cinta kasih, keadilan, kesederhanaan untuk berbagi, kedamaian, kesetaraan manusia, kejujuran, kebenaran. Namun akhirnya dia mati dengan cara manusia. Hanya 33 tahun Yesus hidup sebagai manusia, namun sejarah manusia tetap berjalan. Maka nilai-nilai itu harus tetap diperkenalkan kepada dunia. Manusia harus diselamatkan dan disatukan kembali kepada penciptanya. Maka Yesus telah memilih 12 orang, plus Paulus untuk melanjutkan misi-Nya, menjaga kawanan kerajaan Allah. Matius 28:16-20, “…. Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu…”
Tugas mengajar inilah yang kita terima dari Kristus sendiri. 

Belajar Menulis "Menunggu..."

Pelatihan Belajar Menulis Menulis di Kompasiana   Tak terasa sudah beranjak malam, ketika saya keluar dari ruang perawatan di salah sa...