TUGAS-TUGAS
GEREJA
I. Gereja
yang Menguduskan (liturgia)
Arti
Kata :
Kata
“liturgi” berasal dari bahasa Yunani leitourgia, terbentuk
dari akar kata ergon yang berarti “karya, kerja atau bakti. Gereja
Katolik lalu mengambil istilah liturgi untuk mengartikan kultus/ ibadat. Ibadat
ini kemudian berpuncak pada EKARISTI, dimana gereja mengalami persatuan dengan
Kristus.
Liturgi
merupakan tugas gereja ketika menjalankan fungsi imamatnya. Imamat dalam gereja
ada dua jenis, yakni imamat umum yang diterima oleh semua
orang yang dibabtis, dan imamat khusus yang diterima oleh
mereka yang ditahbiskan.
Ibadat
atau liturgi disebut sebagai doa resmi gereja, karena di dalamnya ada kesatuan
Gereja dengan Kristus. Liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung serta Tubuh-nya,
yaitu Gereja. Liturgi menjadi wahana utama untuk (1) mengantar
umat Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus (Sacrosanctum
Consilium, Art.7). Itu sebabnya maka liturgi sekaligus (2)
menguduskan umat.
A.
Doa Dan Ibadat
Doa dan ibadat merupakan
salah satu tugas gereja untuk menguduskan umatnya dan umat manusia. Tugas ini
disebut tugas imamiah Gereja, yang artinya Kristus, Tuhan, Imam Agung yang
dipilih antara manusia menjadikan umat baru, “kerajaan imam-imam bagi Allah dan
BapaNya”. Mereka yang dibaptis dan diurapi Roh Kudus disucikan menjadi kediaman
rohani dan imamat suci untuk (sebagai orang kristiani dengan segala perbuatan
mereka) mempersembahkan korban rohani dan mewartakan daya kekuatanNya.
Oleh
sebab itu gereja bertekun dalam doa, memuji Allah dan mempersembahkan diri
sebagai korban yang hidup suci dan berkenan pada Allah.Gereja memiliki imamat
umum dan imamat jabatan, yang dengan cara khasnya masing-masing mengambil
bagian dalam satu imamat Kristus.
Imamat umum:
melaksanakan tugas pengudusan antara lain dengan berdoa, menyambut
sakramen-sakramen, memberi kesaksian hidup, pengingkaran diri serta
melaksanakan cinta kasih secara aktif dan kreatif.
Imamat jabatan:
membentuk dan memimpin umat, memberi pelayanan sakramen-sakaramen.
Jadi,
seluruh Gereja diberi bagian dalam imamat Kristus untuk melakukan suatu ibadat
rohani demi kemuliaan Allah dan keselamatan manusia.Ibadat rohani adalah setiap
ibadat yang dilakukan dalam Roh oleh setiap orang Kristiani.
Arti : Doa berarti berdialog atau berkomunikasi dengan ALlah,
sebagai ungkapan iman pribadi atau bersama-sama. Doa juga dapat berarti
ungkapan iman secara pribadi dan bersama-sama dalam komunikasi dan dialog yang
bersifat pribadi antara manusia dan Tuhan dalam kehidupan nyata
Mengapa
kita Berdoa
a. Menjadi kuat :
Lukas 22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka:
"Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
b. Mendapat
keselamatan : Matius 24:20 Berdoalah, supaya waktu kamu
melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
c. Keberhasilan : Matius 7:7.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
d. Persatuan dengan Allah
: Kisah Para Rasul 22:17 Sesudah aku
kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku
diliputi oleh kuasa ilahi.
Doa
yang Baik
a. Dengan hati yang bersih :
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.
b. Penuh Iman dan
Percaya : Markus 11:24 Karena itu Aku berkata
kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
c. Untuk
kebaikan diri dan sesama : Yakobus 4:3 Atau kamu
berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
d. Hati yang tulus dan bersih
: I Timotius 2:8 Oleh karena itu aku
ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang
suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
e. Tidak putus asa dalam
berharap : Lukas 18.2, kisah serang janda yang terus menerus
meminta kepada hakim untuk membela perkaranya. Kisah Abraham dan Sarai,
Elisabeth dan Zakaria yang doanya terkabul ketika sudah tua.
Fungsi
Doa :
1. Mengkomunikasikan
diri dengan kepada Allah
2. Mempersatukan
diri dengan Allah.
3. Mengungkapkan
cinta, kepercayaan dan harapan kepada Allah agar dapat melihat hidup dengan
mata iman.
4. Mengangkat
setiap harya sebagai doa yang hidup, yakni karya yang bersifat merasul dan
menyelamatkan.
Syarat
Doa yang baik
1. Didoakan dengan hati.
2. Berakar pada pengalaman hidup.
3. Berdoa dengan tulus (Jika engkau berdoa, masuklah
kamarmu…Matius 6:5-6)
4. Berdoa dengan cara sederhana dan jujur. (“… doamu
janganlah bertele-tele…. Matius 6:7)
Doa Resmi Gereja
Doa
resmi Gereja disebut ibadat atau liturgi. Yang pokok
bukan sifat resmi atau kebersamaan, melainkan kesatuan Gereja dengan Kristus
dalam doa. Dengan demikian, liturgi adalah “karya Kristus, Imam Agung, serta
TubuhNya yaitu Gereja”.Oleh karena itu, liturgi tidak hanya merupakan “kegiatan
suci yang sangat istimewa” tetapi juga wahana utama untuk mengantar umat
Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus.
Liturgi merupakan
perayaan iman sebagai ungkapan iman Gereja, dimana orang yang ikut dalam
perayaan iman mengambil bagian dalam misteri yang dirayakan.Liturgi
sungguh-sungguh menjadi doa dalam arti penuh bila semua yang hadir secara
pribadi dapat bertemu dengan Tuhan dalam doa bersama. Dengan demikian terjadi
apa yang dikatakan Tuhan; “…..dimana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam
namaKu, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka” (Mat 18:20). Atau dengan rumusan
Konsili Vatikan II: “Di dalam jemaat-jemaat, meskipun sering hanya kecil dan
miskin, atau tinggal tersebar, hiduplah Kristus dan berkat kekuatanNya
terhimpunlah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik” Ibadat resmi
Gereja tampak dalam ibadat pagi, ibadat siang, ibadat sore, ibadat malam dan
ibadat bacaan. Yang pokok dalam doa bukan sifat resmi atau kebersamaan,
melainkan kesatuan Gereja dengan Kristus dalam doa.
Bapa Kami adalah doa
singkat yang sempurna. Di dalamnya mencakup jenis-jenis doa berikut :
Doa iman
Bapa
kami yang ada di surga
Doa Pujian / Kemuliaan
:
Dimuliakanlah
nama-Mu.
Doa Pengharapan
Datanglah
kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Doa Permohonan.
Berilah
kami rejeki pada hari ini.
Doa Tobat.
Dan
ampunilah kesalah kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Doa permohonan /
harapan.
Dan
janganlah masukan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang
jahat.
B. Sakramen:
Pengertian :
a. Asal kata :
Sakramen berasal dari kata 'mysterion' (Yunani),
yang dijabarkan dengan kata 'mysterium' dan 'sacramentum' (Latin). Sacramentum dipakai
untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak
kelihatan yang disebut sebagai 'mysterium'.
b. Kitab Suci :
Dasar pengertian sakramen sebagai misteri/ 'mysterium'
kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai "rahasia yang tersembunyi dari
abad ke abad... tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang
kudus-Nya" (Kol 1: 26, Rom 16:25). Rahasia/ 'misteri'
keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah
Kristus (Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3) yang
hadir di tengah-tengah kita (Kol 1:27).
c. Katekismus :
mengutip perkataan St. Leo Agung :, "apa yang tampak pada Penebus kita,
sudah dialihkan ke dalam misteri-misteri-Nya"/ sakramen-sakramen-Nya.
Jadi Sakramen adalah:
Tanda yang kelihatan untuk rahmat Allah yang tidak kelihatan; sebagai sarana
keselamatan, untuk menguduskan, membangun tubuh Kristus dan akhirnya
mempersembahkan ibadah kepada Allah (Sacrosanctum Consilium Art 59).
Sakaramen
adalah tanda berdaya guna yang menghasilkan rahmat dan memberikan kehidupan
Ilahi kepada kita, yang ditetapkan Kristus dan dipercayakan kepada
GerejaNya.Bagi umat beriman yang menerimanya dengan sikap batin yang wajar,
mereka menghasilkan buah.
1.
Sakramen adalah Lambang atau Simbol
Sakramen-sakramen
Gereja Katolik melambangkan dan mengungkapkan karya penyelamatan Allah dan
pengalaman dasariah manusia yang terselamatkan.Sakramen sebagai sarana untuk
menyampaikan kepada umat manusia tentang rahasia penyelamatan Allah dan
menunjukkan tindakan Allah kepada kita. Sakramen adalah tanda kehadiran dan
cinta Allah kepada manusia.
2.
Sakramen-sakramen Mengungkapkan Karya Tuhan yang Menyelamatkan
Karya
Allah dalam dunia adalah untuk menyelamatkan manusia.Allah yang menyelamatkan
itu hadir nyata dalam diri Yesus Kristus. Dalam Yesus, orang dapat melihat,
mengenal dan mengalami siapakah sebenarnya Allah. Allah yang tidak kelihatan
nampak dalam diri Yesus.
Terdapat 7 sakramen
yang dibagi dalam tiga kelompok :
1. Sakramen
Inisiasi (inisiasi : acara diterima dalam suatu kelompok)
b. Babtis.
c. Ekaristi.
d. Krisma.
2. Sakramen
Penyembuhan.
b. Tobat
c. Minyak
Suci.
3. Sakramen
Persekutuan.
b. Imamat.
c. Perkawinan.
Dalam Tiap Sakramen
selalu ada Materi : suatu benda atau tindakan. Dan Forma : rumusan kata-kata
yang diucapkan.
1.
Sakramen Babtis.
Pembaptisan
adalah sakramen pertama dan mendasar dalam inisiasi Kristiani.Pelayan sakramen
ini biasanya seorang uskup atau imam, atau seorang diakon. Dalam keadaan
darurat, siapapun yang berniat untuk melakukan apa yang dilakukan Gereja,
bahkan jika orang itu bukanlah seorang Kristiani, dapatmembaptis.
Pembaptisan
membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari
hukuman akibat dosa-dosa tersebut dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil
bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui "rahmat yang
menguduskan" (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang
bersangkutan dengan Kristus dan Gereja-Nya).
Pembaptisan
juga membuat penerimanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan merupakan
landasan komuni (persekutuan) antar semua orang Kristen. Jika
seseorang
secara resmi menyatakan tobat dan imannya pada Kristus serta bertekad ikut
serta dalam tugas panggilan Kristus maka ia diterima dalam umat dengan sakramen
permandian.
Orang
yang menerima sakramen permandian diterima oleh Kristus menjadi anggota
tubuhNya, umat Allah (Gereja), orang tersebut laksana baru lahir dalam
gereja.Orang yang telah dipermandikan harus siap hidup bagi Allah. Perayaan
dalam peristiwa permandian berupa pencurahan air pada dahi, dan imam berkata, ”Aku mempermandikan engkau dalam nama Bapa,
Putera, dan Roh Kudus” (Forma)
2.
Sakramen
Ekaresti
Malam
perjamuan terakhir menjadi tanda terbentuknya suatu Ekaristi.Ekaristi adalah
sakramen yang dengannya umat Katolik mengambil bagian dari Tubuh dan Darah
Yesus Kristus serta turut serta dalam pengorbanan diri-Nya.Aspek pertama dari
sakramen ini (yakni mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus)
disebut pula Komuni Suci.Roti dan anggur yang digunakan dalam ritus Ekaristi,
dalam iman Katolik, ditransformasi dalam segala hal kecuali wujudnya yang
kelihatan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, perubahan ini disebut
transubstansiasi.
Hanya uskup atau imam
yang dapat menjadi pelayan Sakramen Ekaristi, dengan bertindak selaku pribadi
Kristus sendiri.Diakon serta imam biasanya adalah pelayan
Komuni Suci, umat
awam dapat diberi wewenang dalam lingkup terbatas sebagai pelayan luar biasa
Komuni Suci. Ekaristi dipandang sebagai "sumber dan puncak" kehidupan
Kristiani, tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah terhadap umat
beriman dan tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman
terhadap Allah, serta sebagai suatu titik dimana umat beriman terhubung dengan
liturgi di surga.
3.
Sakramen
Krisma
Sakramen
ini diberikan dengan cara mengurapi penerimanya dengan Krismadisertai doa
khusus yang menunjukkan bahwa karunia Roh Kudus menandai si penerima seperti
sebuah meterai. Melalui sakramen ini, rahmat yang diberikan dalam pembaptisan
"diperkuat dan diperdalam" (KGK 1303).Seperti pembaptisan, penguatan
hanya diterima satu kali, dan si penerima harus dalam keadaan layak (artinya
bebas dari dosa-maut apapun yang diketahui dan yang belum diakui) agar dapat
menerima efek sakramen tersebut.Pelayan sakramen ini adalah seorang uskup yang
ditahbiskan secara sah.Krisma menjadi tanda kedewasaan, untuk turut serta
bertanggung jawab atas kehidupan Umat Allah dan pada sesama.
4.
Sakramen
Tobat
Sakramen
tobat adalah sakramen penyembuhan rohani dari seseorang yang telah dibaptis yang
terjauhkan dari Allah karena telah berbuat dosa. Sakramen ini memiliki empat
unsur: penyesalan si peniten (si pengaku dosa) atas dosanya (tanpa hal ini
ritus rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada seorang imam, absolusi
(pengampunan) oleh imam, dan penyilihan.
Orang
jatuh dalam dosa berarti merusak dan melemahkan si pendosa sendiri, serta
hubungannya dengan Allah dan sesama. Si pendosa yang bangkit dari dosa tetap
harus memulihkan sepenuhnya kesehatan rohaninya dengan melakukan lagi sesuatu
untuk memperbaiki kesalahannya: dia harus 'melakukan silih bagi' atau
'memperbaiki kerusakan akibat' dosa-dosanya. Penyilihan ini juga disebut
'penitensi'" (KGK 1459).Para pengikut Kristus perlu bertobat secara
terusmenerus dihadapan Allah dan sesama.Tanda pertobatan tersebut diterima
dalam perayaan sakramen tobat.
5.
Sakramen
Minya Suci
Jika
seorang anggota umat sakit keras, keprihatinan Tuhan diungkapkan dengan
sakramen perminyakan orang sakit.Kristus menguatkan si sakit dengan Roh
KudusNya yang ditandakan dengan minyak suci. Dengan demikian, si sakit siap dan
tabah untuk menerima apa saja dari tangan Allah yang mencintai kita, baik dalam
kesembuhan maupun dalam maut. Dengan menderita seperti Kristus, si sakit
menjadi lebih serupa dengan Kristus
6.
Sakramen
Imamat
Atas kehendak Allah
dan Uskup dari Gereja setempat, pria-pria tertentu dipilih dan ditahbiskan
untuk melayani Gereja sebagai daikon, imam dan uskup.Sakramen imamat adalah
sakramen pelayanan.Para uskup, imam dan daikon dipanggil untuk menguduskan kaum
awam, yang turut mengambil bagian dalam imamat umum yang diterima saat mereka
dibaptis
7.
Sakramen
Perkawinan
Makna dari Arti perkawinan katolik menurut KHK1983 kan.1055 §1
adalah perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk
membentuk kebersamaan hidup. Latar belakang definisi ini adalah dokumen Konsili
Vatikan II, Gaudium et Spes §48). GS dan KHK tidak lagi mengartikan perkawinan
sebagai kontrak. Bertujuan untuk : a) Bonum vitae – kebaikan
hidup bersama pasangan. b) Bonum prolis – terbuka terhadap kelahiran anak dan
kebaikan hidup mereka. c) Bonum Coniugum: membentuk kebersamaan hidup.
C. Sakramentalia
Sakramentalia
adalah berkat suci yang diberikan Tuhan melalui gerejanya pada orang atau
barang / benda yang kemudian menjadi suci yang di dalamnya menjadi tanda berkat
Allah. Dalam Kisah Para Rasul 19:12 diceritakan
kekuatan benda / barang yang telah dikuduskan tersebut : “Bahkan orang membawa
saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang
sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.”
Berikut jenis
sakramentalia :
- Pemberkatan
orang, benda/ barang, alat rohani : pemberkatan ibu
hamil, anak-anak, orang yang berulang tahun, berkat menghadapi ujian, motor /
mobil baru, rumah, patung, Rosario, kitab suci, dll.
- Pemberkata
dalam arti tahbisan rendah : pemberkatan untuk
orang atau benda untuk keperluan liturgis. Misalnya, pemberkatan / tahbisan
lector akolit, katekis, prodiakon, kapel, gereja, lonceng gereja, altar, minyak
suci, air babtis, dll.
D. Devosi
Devosi (latin :
devotion = penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan atau kebaktian
khusus kepada rahasia kehidupan Yesus, misalnya devosi (penghormatan) kepada
Hati Kudus Yesus, devosi kepada Allah yang maha Rahim, jalan salib, Devosi
kepada Sakramen Maha Kudus. Atau devosi kepada orang-orang kudus, misalnya
devosi kepada Bunda Maria, kepada santa-santo pelindung.
II. Gereja yang Mewartakan Kabar Gembira (Kerygma).
Perintah Untuk
Mewartakan Injil.
Kristus adalah Allah
yang hadir di muka bumi untuk memulihkan cinta-Nya yang telah lama diabaikan
oleh manusia. Kristus sekaligus menunjukan sifat Allah yang maha cinta melebihi
sifat maha adil-Nya. Begitu banyak perbuatan kasih yang dibuat Yesus. Yesus
memperkenalkan kembali nilai-nilai utama: cinta kasih,
keadilan, kesederhanaan untuk berbagi, kedamaian, kesetaraan manusia,
kejujuran, kebenaran. Namun akhirnya dia mati dengan cara manusia. Hanya 33
tahun Yesus hidup sebagai manusia, namun sejarah manusia tetap berjalan. Maka
nilai-nilai itu harus tetap diperkenalkan kepada dunia. Manusia harus
diselamatkan dan disatukan kembali kepada penciptanya. Maka Yesus telah memilih
12 orang, plus Paulus untuk melanjutkan misi-Nya, menjaga kawanan kerajaan
Allah. Matius 28:16-20, “…. Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu…”
Tugas mengajar inilah
yang kita terima dari Kristus sendiri.
Perintah untuk Memberitakan
Injil
(Mat 28:16-20)
16Dan
kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus
kepada mereka.17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi
beberapa orang ragu-ragu.18Yesus mendekati mereka dan berkata:
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Dasar Gereja sebagai Pewarta Sabda
Dalam diri Yesus dari Nazaret, Sabda Allah tampak
secara konkret manusiawi. Sabda menjadi manusia. Sabda Allah menjelmakan diri
dalam sejarah kehidupan manusia. Oleh karena itu, Sabda Allah senantiasa hidup
dan berbicara dalam segala zaman.
Pada masa sebelum Kristus, Sabda Allah telah ada namun
lebih diwarnai dengan janji. Sedangkan sesudah penjelmaan (Kristus)
Sabda Allah lebih bersifat kesaksian hidup. Dalam kesaksian itu,
Kristus, Sabda sejati hadir di dalam sejarah manusia sebagai sarana
keselamatan.
Bentuk baru Sabda itu adalah Gereja. Kristus, Sabda
Allah, menciptakan Gereja. Lewat Gereja, Ia bisa hadir dan berbicara dalam
sejarah manusia. Di pihak lain, Gereja pada hakikatnya tidak lain daripada
jawaban atas panggilan Yesus Kristus, Sabda Allah. Seluruh hidup dan keberadaan
Gereja merupakan jawaban atas pewartaan dan kesaksian tentang Yesus Kristus,
Sabda dan Wahyu Allah.
Bentuk-bentuk Sabda Allah dalam Gereja
Dalam diri Yesus dari Nazaret, sabda Allah tampak
secara konkret dan manusiawi.Ada 3 bentuk Sabda Allah dalam Gereja:
1. Sabda/pewartaanpara
rasul sebagai daya yang membangun Gereja.
2. Sabda
dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif.
3. Sabda
Allah dalam pewartaan aktual gereja sepanjang zaman.
Tugas pewartaaan adalah untuk mengaktualisasi apa
yang disampaikan Allah dalam Kristus sebagaimana diwartakan Para Rasul. Dengan
demikian, sabda Allah sungguh datang pada manusia menyelamatkan mereka yang
mendengar dan melaksanakan pewartaan gereja.
Dua pola Kerygma
a. Kerygma verbal
/ lewat kata-kata.
Misalnya : - Kotbah/
homily : oleh para Imam untuk membawa perikop Kitab Suci ke dalam
hidup umat, atau menerangi hidup umat dengan perikop Kitab
Suci. – Pelajaran agama, Katekese umat, Pendalaman Kitab Suci,
dialog tidak formal dengan teman atau orang lain tentang Kristus.
Memperkenalkan ajaran Kristus lewat internet, pendalaman kitab suci di dalam
keluarga atau lingkungan.
b. Kerygma lewat kesaksian
hidup (martyria)
Memberi kesaksian yang
positif sebagai anggota gereja, umat Allah. Menjadi garam dan terang dunia.
Misalnya, lewat kegiatan politisi yang dapat menjadi panutan, politisi yang
jujur, orang Kristen yang membela hidup orang miskin seperti Rm. Mangun Wijaya
di kali code Jogyakarta. Dari sikap mereka ini, orang diajarkan- tentang
kasih Allah.
Pelaku Kerygma
1. Magisterium.
Gereja
katolik memiliki kelompok tertahbis (hirarki) yang
memiliki wewenang mengajar. Mereka punya kuasa untuk mengajarkan iman dan
kesusilaan. Semua umat kini boleh saja menafsir kitab suci, namun hanya merekalah
yang dapat mengajarkan, atau mengesahkan bahwa ajaran iman seseorang (awam)
dapat diterima. Magister – pengajar/ doctor. Magisterium : wewenang mengajar.
2. Pewarta Sabda.
Para pewarta adalah
termasuk kaum awam. Mereka diberikan mandat dan kemampuan
oleh magisterium untuk mengajar. Mereka adalah:
a. Para pengkotbah dalam
ibadat-ibadat ,
b. Para katekis,
umat dengan pelbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mau terlibat
sebagai penggerak umat dan masyarakat untuk mengenal Kristus dan atau hidup
menurut ajaran Kristus.
c. Guru Agama :
mereka yang diakui oleh pemerintah dan gereja, memiliki pengetahuan yang baik
tentang iman Katolik dan Kitab Suci, serta tradisi gereja.
Maka inilah hal yang
harus dimiliki oleh para kerygmator / Pewarta :
1. Karena tugas mereka
adalah mengajar / memperkenalkan iman dan kitab suci, maka mereka harus
memiliki iman dan mengenal baik tentang Kitab Suci.
2. Mereka harus mengenal
siapa yang akan menerima pewartaan, dekat dan merasakan senasip dengan mereka.
Dua Tuntutan dalam Pewartaan
Tugas pewartaan adalah mengaktualisasi sabda Tuhan
yang disampaikan dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh para rasul.Usaha
mengaktualisasi sabda Tuhan itu mengandaikan berbagai tuntutan yang harus
dipenuhi. Tuntutan-tuntutan tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Mendalami
dan menghayati sabda Tuhan.
Orang tidak dapat mewartakan sabda Allah dengan baik,
jika ia sendiri tidak mengenal dan menghayatinya. Oleh sebab itu, kita
hendaknya cukup mengenal, mengetahui dan menghayati isi Kitab Suci,
ajaran-ajaran resmi Gereja dan keseluruhan tradisi Gereja, baik Gereja
universal maupun Gereja lokal.
b) Mengenal
umat/masyarakat konteksnya
Dalam tugas pewartaan, hendaknya juga memperhatikan
dan mengenal dengan baik jiwa dan budaya masyarakat setempat. Agar apa yang
diwartakan dengan mudah diserap dan sejalan dengan situasi masyarakat. Intinya,
Sabda Allah yang diwartakan harus sesuai dengan konteks hidup masyarakat.
III. Gereja yang Menjadi Saksi
Kristus (Martyria).
Kata saksi sering diartikan
sebagai orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian).
Saksi menunjuk pada personal atau pribadi seseorang yakni pribadi yang
mengetahui atau mengalami dan mampu memberikan keterangan yang benar.
Menjadi saksi Kristus
berarti menyampaikan atau menunjukan apa yang dialami dan diketahui tenang
Yesus Kristus kepada orang lain. Penyampaian ini bisa melalui kata-kata
(kerygma), sikap atau tindakan nyata.
Banyak sekali martir
dalam sejarah gereja, mereka yang mati karena mempertahankan imannya pada
Kristus. Misalnya, Stefanus martir pertama, yang dibunuh di luar tembok
Yerusalem setelah berkotbah tentang Yesus. St. Ursula, Putri
Inggris tewas dibunuh oleh kelompok pemberontak di hutan Prancis, karena
mempertahankan iman dan keperawanannya.St. Petrus mati dibunuh di
kota Roma dengan cara disalibkan terbalik. Uskup Oscar Romerodari
El-Savador – Amerika Selatan, tewas ditembak karena perjuangannya menentang
tindakan represif para tentara terhadap rakyat, demikian pula Uskup Don
Helder Camara di Brasil. Banyak lagi orang yang tewas karena mereka
adalah pengikut Kristus.
Ada dua jenis Martir :
1. Martir Putih : Mereka
yang dengan tegas dan tegar bersaksi tentang kristus, meskipun menerima banyak
penderitaan, namun mereka tidak sampai mengurbankan nyawa.
2. Martir Merah : mereka
yang wafat karena bersaksi tentang Kristus atau karena tetap setiap pada
imannya.
IV. Gereja yang Melayani (Diakonia)
Latar Belakang.
Ciri cinta kasih gereja
tampak sangat nyata dalam sikap utamanya yakni melayani. Inilah salah satu
pesan utama Yesus Kristus setelah Ekaristi pada malam perjamuan terakhir. Yesus
menanggalkan jubah tuan-Nya, lalu mengikatkan kain lenan pada pinggangnya
seperti yang dilakukan para pelayanan. Lalau mulailah dia melakukan pekerjaan
para hamba : mencuci kaki murid-muridnya. Tentu saja murid tersentak kaget,
Petrus dengan terang menolak. Tapi Yesus bilang kalau dia tidak mau dicuci
kakinya maka tidak pantas menjadi murid-Nya, sebab semua murid-Nya
harus melakukan hal serupa kepada sesamanya. (Yohanes 13: 1 –
20) Kisah penuh emosional ini sungguh menyentuh hati para Rasul, maka
mereka semua bekerja sungguh-sungguh dalam pelayanan, menjadi hamba di antara
para hamba. (Lukas 17:10) bahkan bersedia mati untuk itu. Mereka semua, kecuali
Yohanes, memang akhirnya jadi martir demi Kristus.
Dasar Pelayanan dalam Gereja
Dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat pelayanan
Kristus sendiri. Pelayanan Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus.
Dengan kata lain, melayani sesama adalah tanggung jawab setiap orang Kristiani
sebagai konsekuen dalam imannya.
Ciri-ciri Pelayanan Gereja
a.
Bersikap sebagai pelayan.
Mereka tidak protes,
mereka melakukan apapun HARUS (sanggup atau tidak, ikhlas atau terpaksa)
dilakukan, siap untuk diperlakukan sebagai hamba yang tidak berguna yang hanya
siap melaksanakan semua tugas. (Lukas 17:10)
b. Tetap Setia pada Kristus.
Melihat beratnya ciri
pertama di atas, maka sangat penting untuk kita dekat dan bersatu pada Kristus
sumber kekuatan. Dari-Nya kita akan mendapat penghiburan dan kekuatan untuk
melaksanakan tugas yang sering melampui kemampuan kita sebagai manusia. Tuhan
pun tahu, tugas para murid-Nya ini berat, maka Dia berjanji untuk berserta kita
SELALU sampai akir zaman (Matius 28:20)
c. Sasaran
utamanya terutama adalah kaum miskin – Option for the Poor.
Keadilan jangan
berpihak kepada siapapun termasuk yang miskin, tapi pelayanan harus tetap
mengutamakan kaum miskin, terpinggir dan tidak beruntung hidupnya. Pelayanan
itu bukan saja karikatif – rumah sakit murah, memberi makan, tapi juga
memberikan pendidikan agar mereka dapat mandiri dan juga mereformasi system
politik agar membela hidup mereka.
d. Rendah
Hati.
Ini adalah ciri utama pelayan. Seumur hidupnya dia
harus tetap melihat dirinya sebagai pelayan (ciri nomor a di
atas). Pelayan boleh bangga, bersyukur dan kagum pada hasil
kerjanya, tapi tidak boleh sombong. Untuk setiap hasil yang baik atau tidak,
dia bersyukur sebab telah ikut ambil bagian dalam karya
Allah. (Roma 15:17. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah
tentang pelayananku bagi Allah).
Dalam
Gereja ada Diakon yang punya tugas khusus untuk melayani. Namun semua umat
dituntut untuk memiliki sikap melayani dalam pelbagai macam cara hidup mereka.
Misalnya:
A. Di bidang Transformatif
: kebudayaan dan pendidikan.
Gereja berusaha terus
membangun peradaban manusia (trans – melewati dan form – bentuk), melewati
jaman sambil terus memperkenalkan nilai-nilai kerajaan Allah. Jalan paling
ampuh adalah lewat budaya dan pendidikan. Maka muncullah sekolah-sekolah
Katolik, bukan untuk mengkatolikan tapi untuk membangun manusia yang beradap –
memiliki cinta kasih dan rasionalitas baik. Di Indonesia banyak sekali pemikir
dan budayawan Katolik yang berpengaruh. Misalnya, Rm. Drost SJ, Rm.
Mangunwijaya(sastrawan, budayawan dan pendidik), Rm. Sinduanta (wartawan,
budayawan), Rm. Mudjisutrisno(budayawan dan pendidik), dan masih
banyak yang lainnya. Di negeri ini Institusi Pendidikan Katolik selalu menjadi
patokan kemajuan pendidikan Indonesia.
B. Di bidang Karikatif :
kesejahteraan. (Charitas – kasih ; care – merawat)
Bidang ini meliputi
pelayanan di bidang kesehatan, misalnya mendirikan rumah sakit atau klinik,
atau lembaga-lembaga sosial ekonomi seperti koperasi Credit Union (CU).
Misalnya, CU Melania di Bandung yang sudah beromset ratusan miliaran, tidak
saja melayani umat gereja tapi terbuka kepada siapa saja yang mau ikut. Atau
karya karikatif terhadap orang-orang jompo. Di bidang ini kita kenal Mather
Teresadari Kalkuta, St. Damianus, dokter perawat kusta di kep.
Molokai.
C. Di bidang Reformatif :
bidang politik dan hukum (reform : membentuk kembali)
Peran
gereja adalah menjaga tata dunia ini agar menyerupai dunia Kerajaan Allah yang
penuh kasih, damai, sejahtera, adil, jujur dan benar. Tanpa kekerasan. Karena
itu gereja mengutus para imam dan terutama para awam untuk menjadi
garam dan terang dunia di dunia Politik dan Hukum. Mengapa kedua
bidang ini, sebab politik dan hukumlah yang menguasai suatu bangsa.
Pada
bidang ini kita kenal Rm. Magnis Suseno (Penulis dan Pengajar
Etika Politik), kini ada Ignatius Jonan di Kabinet Kerja
Jokowi yang memajukan system Kreta Api Indonesia.
Perhatikan perbedaan
berikut.
Pekerja
|
Pelayan
|
Orientasinya adalah uang
|
Oritentasinya Berkat
|
Bahagia jika jabatan / gaji naik.
|
Bahagia jika dirinya makin berarti untuk orang lain.
|
Kerja berdasarkan jam kerja.
|
Siap sedia kapan pun dibutuhkan.
|
Kemajuan perusahan / usaha berarti kesejahteraan
pekerjanya.
|
Kebahagiaan orang lain berarti kemuliaan Tuhan dan
kebagiaan batin pribadi.
|
Saya harus mendekati orang lain sebab saya
membutuhkan mereka.
|
Saya mendekati mendekati orang lain sebab mereka
membutuhkan saya.
|
Saya harus mendapatkan apa yang mereka punya.
|
Mereka harus mendapatkan apa yang saya punya.
|
Harus selektif memilih patner atau sasaran
pelanggan. Jauhi yang tidak berdaya / miskin.
|
Semua orang patut pendapat pelayanan, terutama yang
tidak berdaya / miskin
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar