Secara jasmani,
masa remaja adalah masa dimana tubuh berkembang sangat indah dan mengagumkan.
Dalam badan yang indah itu terdapat kekayaan rohani yang sangat potensial
seperti: kemampuan menari, bernyanyi, tertawa, berkspresi, cita-cita dan
memiliki kehendak yang sangat bebas. manusia juga memiliki
pengalaman-pengalaman baru yang sangat berharga baik pengalaman menyenangkan
maupun yang menyedihkan dan menantang. Manusia adalah mahluk hidup yang sangat
istimewa. Pada waktu menciptakan manusia, Tuhan merencanakan dan menciptakannya
menurut gambar dan rupa Dia, menurut citraNya (kej 1:26), dan pada waktu
menciptakan manusia Tuhan bekerja dengan istimewa, Tuhan membentuk debu dan
tanah dan menghembuskan nafas kedalam hidungnya (kej 2:7)
Kata
manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin)
yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti
manusia. Istilah “pribadi” dalam bahasa Yunani adalah hupostasis,
diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person) yang
digunakan untuk menyebut manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri
sendiri), individu, ataupun karakter. Manusia sebagai makhluk pribadi berarti
ingin menekankan dirinya sebagai diri manusia secara individu.
Istilah
“Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”.
Atau dalam bahasa Inggris “ In” yang berarti tidak, dan “devided”
yang berarti terbagi atau terpisahkan. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur
jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak
disebut sebagai individu. Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita
sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip)
yang saling berinteraksi terus-menerus.
Maka
manusia sebagai makhluk pribadi adalah manusia yang di dalamnyaterdapat
kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga, jiwa dan
roh, serta keunikan sebagai ciptaan Allah. Secara kodrati, manusia merupakan
makhluk monodualis. Artinya selain sebagai makhluk individu, manusia
berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan
rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Jiwa dan raga inilah yang
membentuk individu.
A. Aku Pribadi Yang Unik.
Setiap manusia itu unik (unique/ Inggris atau
unus/ latin = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan
orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan.
Perbedaan itu lebih jauh dan lebih dalam dari yang dapat dilihat, dirasa,
didengar dan dikatakan. Pada umumnya perbedaan ini yang membuat orang iri hati,
bertentangan, bermusuhan dan ingin saling meniadakan. Padahal dengan perbedaan
itu justru orang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Perbedaan itulah yang
menjadi keunikan setiap manusia. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik,
psikis, bakat/ kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan
diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat
dikenal dan diperlakukan secara khusus pula. Untuk mengatasi perbedaan itu,
diperlukan sikap menerima diri apa adanya Jabatan dalam keorganisasian dapat
digantikan oleh orang lain, tetapi kedudukan setiap manusia dalam seluruh
kerangka ciptaan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Peran orang tua dalam
keluarga dapat saja digantikan oleh orang lain, tetapi peran sebagai ciptaan
tidak mungkin digantikan oleh siapapun. Tuhan menciptakan setiap manusia dengan
tugas yang khas di dunia ini. Orang yang bersikap positif akan menerima
keunikan itu sebagai anugerah, ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur
bahwa apa pun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya.
Dengan demikian, ia tidak akan minder, ia tidak berniat menjadi sama seperti
orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak berharga, ia tidak akan
melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat ketidakpuasan terhadap
dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja. Ada orang
yang kurang menerima keunikan diri. Orang yang demikian akan merasa tidak puas,
bahkan dapat melakukan tindakan apa pun demi menutupi keterbatasan diri,
misalnya operasi plastik. Orang yang demikian sering beranggapan seolah
penampilan luar lebih penting. Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah
dan “istimewa”. Keistimewaan dan keagungan manusia ini hendaknya sungguh
disadari oleh semua peserta didik.
Sebagai
orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima,
bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama.
Dari semula Ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya.
Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, Ia tidak ragu menunjukkan diri
sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi
kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian
kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan
kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance),
kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self- assurance)
yang tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan
melaksanakan panggilan Allah.
Pada setiap pribadi manusia, selalu
ada kekuatan dan keterbatasan. Kedua hal itu sering dipengaruhi oleh sikap dan
karakter pribadi yang tumbuh dan berkembang karena lingkungan dan pendidikan.
Sementara itu, kita telah memiliki kodrat fisik seperti yang sekarang kita
punyai. Begitu juga, kita telah dianugerahi kemampuan, bakat-bakat, sifat dan
sebagainya. Segala kemampuan, bakat, dan sifat yang kita miliki tersebut masih
dapat kita kembangkan menjadi lebih optimal.
Perhatikan kutipan berikut ini: Kejadian 1:26.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.” 1:29. Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu
segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan
yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala
binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi,
yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan
jadilah demikian. 1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Pernahkah kamu
berfikir. Adakah orang kembar yang benar-benar sama? meski body dan fisiknya
hampir sama, tetapi sifat dan kebiasaan serta kegemaran mereka pasti berbeda.
Bagaimana dengan kloning? Kloning adalah pengembangbiakkan species dengan
menggunakan DNA tentulah yang
menghasilkan sel baru yang mempunyai sifat mirip dengan induknya. Pada tahun
1997, dunia dikejutkan dengan pengumuman biri-biri ”selebritis” Dolly. Mirip di
sini bukan berarti sama persis, Dolly tetap berbeda dengan induknya. Kloning di
dunia pertanian dikenal sebagai pembiakan vegetatif, ada 2 cara yaitu dengan
stek dan cangkok. Tanaman yang dihasilkan dari stek dan cangkok akan mempunyai
sifat yang sama dengan induknya. Misal anda mencangkok rambutan unggul, maka
tanaman hasil cangkokan akan mempunyai rasa buah yang sama dengan induknya. Hal
ini berbeda dengan perbanyakan dengan biji. Rambutan yang anda makan kemudian
bijinya anda tanam maka kelak rasa buahnya belum tentu akan semanis induknya,
banyak sekali faktor yang mempengaruhinya utamanya adalah genetis ke dua induk
tetuanya. Dari uraian di atas untuk binatang dan tumbuhan walaupun secara
kloning pun ada penyimpangan sifat. Hal ini berarti manusia adalah unik, tidak
ada yang sama antara satu dengan yang lain.
Manusia merupakan ciptaan Allah yang bergitu
istimewa dan unik. Beberapa alas an mengapa manusia disebut ciptaan yang unik :
1) waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakan menurut gambar
dan rupa-Nya, menurut citra-Nya (Kej. 1:26). 2) waktu menciptakan manusia,
Allah bekerja secara istimewa, membentuk manusia dari debu dan tanah dan
menghembuskan nafat hidup dalam hidungnya (Kej 2:7). 3) segala sesuatu termasuk
taman Firdaus diserahkan untuk umat manusia (Kej 1:26).
Dengan demikian manusia yang merupakan ciptaan
Allah yang sangat indah dan unik, perlu kita sadari akan keistimewaan dan
keagungan ini.
1.
Kelebihan dan kekuranganku
Sebagai pribadi, kita selalu mempunyai kekuatan dan keterbatasan,
kekurangan dan kelebihan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna
tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai
kelemahan dan keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun kekurangan dan
keterbatasan kita selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak
sempurna, namun pasti ada keunikan didalamnya.
Ingatkah atau pernahkan mendengar syair lagu dari grup D’Masiv yang
berjudul “Jangan Menyerah” ? beberapa potong syair mengatakan demikian Tak ada manusia, yang terlahir sempurna, Jangan kau sesali segala yang telah
terjadi…….. dan pada bagian reff Syukuri
apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetapi jalani hidup ini, melakukan yang
terbaik.
Ada yang menarik dari lagu tersebut, dimana kemunculan lagu ini untuk
menghibur anak-anak yang menderita tumor dan anak-anak dewasa yang
menggantungkan hidup di jalanan. Sang penulis terinspirasi oleh seorang anak
bernama Restu yang terkena penyakit kanker namun masih tetap berjuang untuk
hidup. Sebenarnya masih banyak kisah lain yang dapat membantu kita untuk
menyadari kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita. Sebagai contoh, Louis Braille, yang dalam
keterbatasannya dapat memberikan warisan hidup yang terbaik dan berprestasi
melebihi anak normal, warisan yang berharga bagi mereka yang buta, dengan mengembangkan
tulisan “Braille” yang memampukan penderita tunanetra dapat menulis dan
membaca.
Albert Einstein: Ia baru bias
bicara setelah menginjak usia 4 tahun, namun ternyata ia memiliki talenta yang
luar biasa. Kini Einstein terkenal karena teori relativitas khusus dan
relativitas umum. 1921 ia menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika “untuk
pelayanan kepada Theoretical Physics, dan khususnya untuk penemuan hukum efek
fotolistrik.” Einstein menerbitkan lebih dari 300 ilmiah dan lebih dari 150
karya non-ilmiah. Dia sering dianggap sebagai bapak fisika modern.
Selama ini mungkin, kita belum menyadari kekurangan dan
kelebihan yang ada dalam diri kita. Kelebihan itu dapat dilihat dari segi
fisik, bakat, atau ketrampilan serta sifat-sifat yang dimiliki, ketampanan,
kecantikan, pintar, jujur, tegas, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan
kekurangan yang kita miliki, pendek, hitem, kurang mudah bergaul, minder,
tertutup, dan sebagainya. Sering kita sadari, bahwa kelebihan membawa kita
mempunyai rasa percaya diri, tetapi kekurangan kita menyebabkan rasa minder, atau rendah diri. Yang terkadang
menyebabkan hubungan pribadi kita dengan orang lain terganggu. Maka perlu
disadari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita.
Menggunakan dan mengembangkan kekuranan dan kelebihan sebagaimana
mestinya adalah panggilan dan tuntutan Kristiani.
Menerima kehendak Tuhan berarti menerima bimbingannya, karena Dia akan
mengantar kita setapak demi setapak melalui keadaan konkrit diri kita dan
lingkungan kita menuju ke keselamatan. itu semua akan terjadi sejauh kita
menerima dan melaksanakan kehendakaNya.
2.
Sikap dan Karakter Pribadiku
Setiap pribadi manusia mempunyai keunikan masing-masing karena prilaku
seseorang selalu dibentuk oleh dua hal:
sikap dan karakter pribadi. Sikap dapat dimengerti sebagai keadaan batin yang
mengandung pendirian dan keyakinan terhadap seseorang ataupun sesuatu, yang
terungkap secara lahir dalam kata-kata serta tingkah laku. Sikap tidak dibawa
sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan
hidupnya. Sikap inilah yang memperngaruhi karakter pribadi seseorang. Sikap dan
karakter yang kita miliki dipengaruhi oleh banyak hal. Lingkungan tempat
tinggal kita, pendidikan di dalam keluarga, pendidikan formal yang kita peroleh,
media informasi dan perkembangan kepribadian kita. Maka tidak akan pernah ada
dua manusia yang sama persis di dunia ini. Walaupun dilahirkan kembar identik.
Pasti keduanya mempunyai sifat dan karakter yang berbeda, meraka tumbuh dan
berkembang dari lingkungan dan kepribadian yang mempengaruhi mereka. Manusia
yang satu dengan manusia yang lainnya tidak akan pernah dapat disamakan. Setiap
orang mempunyai pribadi yang unik, karena perasaan, pengalaman, pendidikan, dan
lingkungan yang selama ini mempengaruhinya. Sifat dan karekter tidak dibangun
secara instan atau cepat, melainkan melalui proses yang panjang dan bertahap.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia merupakan pribadi yang unik. Sikap tidak
dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan
hidupnya, sikap inilah yang mempengaruhi karakter pribadi seseorang.
Pertanyaannya, kenalkan kita dengan sikap dan karakter pribadi kita
sendiri? Untuk mengenalnya kita perlu mempertajam kesadaran diri kita, karena
kesadaran diri kita menjadi sesuatu yang penting, agar kita mampu memahami
orang lain. Bahkan kesadaran diri merupakan pintu untuk mengenal apa sajakah
sebenarnya kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Dengan kesadaran
yang tinggi, maka kita tidak ragu-ragu dalam bertindak. Kesadaran diri apabila
diaktualkan secara optimal, akan menghasilkan kebiasaan yang efektif,
menjadikan kita pribadi yang proaktif: mengambil segala keputusan dan bertindak
atas kesadaran pribadi kita secara mandiri dan dewasa. Kesadaran merupakan
anugerah yang kita mikili dan tidak ada pada ciptaan Allah yang lain. Kesadaran
yang kita miliki ini menjadi sesuatu yang unik dan tiada duanya. Kesadaran
menempatkan diri kita sesuai dengan apa yang kita yakini. Oleh karena itu,
kesadaran menjadikan kita mampu mengarahkan sikap dan karakter kita sebaik
mungkin bagi perkembangan pribadi kita dan orang lain.
3.
Saya diciptakan sebagai Citra
Allah.
Dalam teks Kitab Suci, bahwa manusia diciptakan Allah menurut gambar dan
citra-Nya, seperti dalam teks Kejadian 1:26-31.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi.” 1:29. Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30
Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala
yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau
menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 1:31. Maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari keenam.
Dari teks Kitab
Suci diatas nampaknya jelas bahwa manusia diciptakan menurut gambaran dan
citraNya. Hanya kepada manusia diberi kemampuan untuk menata, melestarikan,
mengembangkan, dan menggunakannya secara bertanggung jawab.
1.
Kemampuan Akal budi.
Dengan akal budi kita dapat: a)
mengerti dan menyadari diri sendiri, manusia mengerti dan sadar bahwa ia sedang
berbuat sesuatu. Ia dapat merefleksikan kembali apa yang ia buat. Hanya manusia
yang dapat berbuat demikian, binatang tidak. b) Mengerti
dan menyadari apa di luar dirinya, manusia dapat menyadari bahwa ada ada dan
ada hujan. artinya bahwa manusia dapat menghubungkan 2 variabel yang
berhubungan. c) Manusia dapat mengembangkan dirinya, dan
dapat membuat sejarah serta riwayat hidupnya, manusia dapat
bertanya dan member jawaban sehingga ia dapat menentukan arah hidupnya. d) Manusia
dapat membangun hubungan yang khas dengan sesama, manusia
dapat bertemu dan mengalami kebersamaan dan persahabatan.
2.
Kemampuan Kehendak Bebas.
Kehendak bebas, berarti kemapuan untuk bertindak dengan tidak ada paksaan. a)
Dengan kehendak bebas manusia dapat bertindak dan melakukan segala sesuatu
dengan sengaja. b) Dengan kehendak bebas manusia dapat melakukan suatu tindakan
dan perbuatan moral.
Sebab hanya manusia yang dapat bertindak
secara tahu dan mau, manusia mempunyai kewajiban-kewajiban moral, dan
kewajiban moral dibisikan oleh hati nurani kita masing-masing. c) Dengan kehendak bebas manusia dapat bertindak secara
bertanggungjawab.
3.
Kemampuan menguasai. Tuhan menyerahkan alam
lingkungan ini kepada manusia untuk dikuasainya, manusia bukannya menguasai alam ini secara
sewenang-wenang, tetapi harus bertanggung jawab. Kita harus menjadi rekan kerja
Tuhan untuk mengembangkan alam dan lingkungan ini sebaik mungkin. Dengan adanya
kemampuan tersebut, kiranya jelas bahwa manusia adalah mahluk pribadi yang
unik. manusia adalah mahluk yang bermartabat dan berkepribadian.
Dari segala ciptaan
yang kelihatan, hanya manusia itu “mampu mengenal dan mencintai Penciptanya”
(GS 12,3): ialah “yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah
kehendaki demi dirinya sendiri” (GS 24,3): hanya dialah yang dipanggil, supaya
dalam pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia
diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya:
“Apakah alasannya,
maka Engkau meninggikan manusia ke martabat yang begitu mulia? Cinta yang tidak
ternilai, yang dengannya Engkau memandang makhluk-Mu dalam diri-Mu sendiri dan
jatuh cinta kepadanya, sebab Engkau menciptakannya karena cinta, karena cinta
Engkau memberi kepadanya satu kodrat, yang dapat merasakan kegembiraan pada
diri-Mu, harta abadi” (Katarina dari Siena, dial. 4,13).
B. Mengembangkan Karunia Allah
Perumpamaan itu menyadarkan kita agar selalu mengembangkan segala hal
yang sudah kita punyai dan kita dapatkan demi perkembangan diri kita sendiri dan
orang lain di sekitar kita. Kita hendaknya percaya, bahwa kita telah diberkati
dengan karunia yang berbeda-beda sesuai kemampuan kita masing-masing.
Karunia-karunia itu harus kita gunakan untuk melayani Allah dan sesame kita.
Sebab dengan menggunakan dan mengembangkan talenta
sebagaimana mestinya adalah panggilan dan tuntutan kristiani. Menolak
kehendak Allah atas diri kita dapat menjadi penghalang bagi kemajuan diri kita
sendiri dan menjadi rintangan jalan kita menuju Allah. Kita hendaknya menerima
kehendak Allah yang nyata dalam diri kita. Kita percaya bahwa “Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Lih
Rom 8:28).
C. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan, dan bakat
dalam ukurun dan lingkungan tertentu, dengan sifat, karekter, pemikiran, dan
perasaannya masing-masing. Kemampuan dan bakat seseorang haruslah dikembangkan
dan digunakan karena merupakan Tuhan yang luar biasa yang selalu harus
dikembangkan.
1.
Belajar Mengembangkan Bakat,
Pengetahuan, Kerohanian dan Ketrampilan
Perlu disadari bahwa kita mempunyai kekuatan
(pengetahuan dan bakat), sifat, dan karakter pribadi yang unik, yang telah ada
dan berkembang di dalam diri kita. Segala kemampuan dan bakat tersebut,
hendaknya dikembangkan dan digunakan karena merupakan anugerah dari Allah yang
pantas kita syukuri. Allah menghendaki agar bakat, kemampuan, kekuatan atau
“talenta” yang kita punyai, terus dikembangkan dan digunakan. Dalam Injil;
Matius (Mat 25:14-30). Perumpamaan
ini menceritakan tentang seorang tuan yang mempercayakan uangnya kepada ketiga
hambanya. Hamba yang pertama dipercayakan lima talenta, yang kedua dipercayakan
dua, yang ketiga dipercayakan satu. (dalam kitab Lukas disebutkan sang tuan
membagikan sepuluh mina kepada sepuluh hambanya, masing-masing menerima satu
mina, namun pada akhirnya hanya tiga pula yang diceritakan). Setelah itu sang
tuan pergi. Diceritakan hamba yang pertama yang dipercayakan lima talenta
berhasil memperoleh laba lima talenta, sementara hamba yang kedua yang
dipercayakan dua talenta berhasil memperoleh laba dua talenta, namun hamba yang
ketiga yang dipercayakan satu talenta menyembunyikan uangnya sehingga tidak
mendapat laba apa-apa. (dalam kitab Lukas disebutkan hamba I memperoleh laba 10
mina, hamba II memperoleh laba 5 mina, sedangkan hamba III juga menyimpan
uangnya.) Setelah sang tuan kembali dan bertemu dengan hamba pertamanya, maka
sang tuan memberinya tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas
disebutkan ia diberikan sepuluh kota), lalu hamba keduanya juga diberikan
tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan lima
kota), tetapi hamba yang ketiga dihukum, dan uang yang dipercayakan kepadanya
diberikan kepada hamba yang pertama.
Perumpamaan
Tentang Talenta
|
Menerima kehendak Tuhan
berarti menerima bimbingannya, karena Dia akan mengantar kita setapak demi
setapak melalui keadaan konkrit diri kita dan lingkungan kita menuju ke
keselamatan. itu semua akan terjadi sejauh kita menerima dan melaksanakan
kehendak-Nya. Itu semua
akan terjadi sejauh kita mampu mengembangkannya. Selain bakan dan ketrampilan,
kita juga memiliki pengetahuan dan kerohanian, yang senantiasa harus
dikembangkan pula. Seperti yang telah dikatakan St. Paulus bahwa kita harus
terus mengusahakan pembaharuan akal budi kita, agar akal budi kita lelalu diresapi
oleh nilai-nilai kebaikan. “Janganlah kami menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna” (Rm 12:2).
2.
Bersyukur dan Mempersembahkan
Hidup berdasarkan Karunia Allah.
Menjadi yang terbaik merupakan keinginan dan
harapan banyak orang, tetapi tidak semua orang akhirnya mampu meraihnya. Kadang
kita berfikir, menjadi terbaik itu bukan milik semua orang. Tetapi, kita
harusnya menyadari bahwa kita semua diberkati dan diberi karunia yang luar
biasa dari Allah. Dalam Suratnya kepada jemaat di Roma Santo Paulus
mengajarkan, yang penting bukan menjadi yang terbaik, tetapi mempersembahkan
yang terbaik dari diri kita (Rom 12:1-8). Allah mengaruniakan talenta, yang berbeda-beda
kepada setiap orang, dan kita perlu mengenalinya, mempergunakan dan
memperkembangkannya untuk melakukan yang terbaik dalam melayani Allah dan
sesame, agar mampu menjadi berkat. Malakukan yang terbaik sesuai dengan talenta
atau kemampuan kita merupakan wujud dari rasa syukur atas karunia yang sudah
kita terima dari Allah, secara terus menerus.
Kita bersyukur dan mempersembahkan karunia yang
kita punyai sesuai dengan panggilan hidup kita. Paus Benediktus XVI,
menyadarkan kita, bahwa panggilan hidup adalah inisiatif Allah, prakarsa Allah,
anugerah Allah. Manusia menjawab panggilan Allah, bekerka sama dengan rahmat
dalam sikap I,am, percaya, pasrah diri, dan dengan penuh harapan mengusahakan
pembaruan secara terus-menerus. Semua dari kita dipanggil untuk menjadi Anak
Allah. Menjadi Anak Allah sesungguhnya merupakan kasih karunia Allah, bukan
hanya karena diciptakan oleh Allah, melaikan karena dicintai dan diberi hidup
oleh Allah.
C. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan
Selain sikap dan karakter, yang perlu kita pahami pula adalah jati diri
kita sebagai laki-laki dan perempuan, yang mempunyai kodrat fisik dan
kecenderungan-kecenderungan perasaan dan pemikiran yang berbeda. Di mana
perbedaan yang terjadi bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk saling
melengkapi dan disyukuri sebagai karunia yang luar biasa dari Allah.
1.
Ciri Khas Laki-laki dan
Perempuan
Kita diciptakan Allah dalam dua kodrat yang
berbeda, sebagai seorang laki-laki dan perempuan. Dua kodrat ini mempunyai
perbedaan satu sama lain. Perbedaan kodrat ini yang terkadang membawa
pertentangan, tetapi juga merupakan keajaiban yang luar biasa. Dalam kisah
penciptaan betapa indahnya Allah menciptakan kita semua, laki-laki maupun
perempuan. Kita adalah pribadi yang telah diciptakan Allah dengan baik adanya
untuk saling mengisi dunia ini. (Kej 1:26-31). Perbedaan-perbedaan yang ada
tentunya didasari oleh apa yang kodrati, yaitu perbedaan fisik yang memang
sudah tergariskan sejak lahir secara genetic. Kita menyadari, bahwa perbedaan
laki-laki dan perempuan secara kodrati mempunyai kekhasan yang tidak
terbantahkan. Perbedaan itu jelan merupakan perbedaan secara biologis yang
dipengaruhi oleh hormone dominan yang berbeda, pada rambut, mata, pipi, mulut,
leher, dada, pinggul, dan betis. Yang menunjukkan halus pada perempuan dan
kekar pada laki-laki, dan perbedaan yang menjadikan sungguh berbeda laki-laki
sungguh laki-laki dan perempuan sungguh perempuan adalah organ kelamin. Dan
secara khusus perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dapat
dipelajari dalam pelajaran biologi.
Perbedaan fisik-biologis inilah yang menjadi
penanda yang khas, antara laki-laki dan perempuan. Tentu perbedaan fisik juga
sering kali membawa perbedaan psikologis atau sikap dan perasaan dalam
bertindak. Sehingga perbedaan laku-laki dan perempuan bukan sekedar perbedaan
jasmaniah saja tetapi juga menyangkut hal-hal kejiwaan. Kita dapat melihat
perbedaan laki-laki dan perempuan berkaitan dengan cara berfikir, cara merasa,
cara bertindak, serta cara memandang hidup dan kehidupan. Tentu pada beberapa
hal merupakan kecenderungan yang sering kali tidak dapat menjadi sebuah ketetapan
yang pasti dan akurat, hal ini hanya merupakan gejala umum.
Topik
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Cara Berfikir
|
Lebih teoritis dan abstrak,
lebih “dari luar”, lebih obyektif dan lebih berkepala dingin.
Artinya dapat mengambil
jarak dgn obyek pikirannya. Oleh sebab itu laki-laki tidak mudah terharu dan
tidak cepat terpengaruh.
Lebih berfikir hal-hal yang
global dan berjangkauan jauh kedepan
Cenderung berfikir masa
depan dan global. Laki-laki suka perfikir tttng cita-cita masa depan dan
kariernya u/ dapat berkembang demi kesejahteraan keluarga.
Cenderung berfikir untuk
dirinya sendiri, berfikir kedalam, lebih bersifat egosentris.
|
Lebih intuitif dan konkret,
lebih “dari dalam” lebih diperngaruhi oleh unsur-unsur subyektif.
Artinya ada kecenderungan menghubungkan
kejadian demi kejadian dengan dirinya sendiri. Ia sulit mengambil jarak dengan obyek
pikirannya, mudah tersentuh dan seolah-olah terlibat di dalamnya.
Lebih berfikir hal-hal kecil
dan bersifat rutin sehari-hari.
Cenderung berorientasi pada
masa kini dan saat ini. Semua kebutuhan hidup sehari-hari.
Cenderung berfikir keluar
dari dirinya sendiri, memperhatikan orang lain. Memikirkan orang tuanya,
adiknya dll.
|
Cara Merasa
|
Perasaan laki-laki cenderung
tekendali, lebih mudah mengendalikn perasaan, karena daya fikir yang lebih
obyektif. Tetapi mudah emosi atau marah, walau cepat tenang kembali, mudah
jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi juga mudah melupakannya, mudah
berjanji tapi mudah juga melupakannya, oleh karena itu laki-laki lebih mudah
mengungkapkan perasaannya.
|
Perasaan perempuan lebih
mudah bergetar, mudah menjalar dari satu soal ke soal yang lain. Ia dapat
melupakan inti persoalan dan tenggelam dalam detail perasaan keterharuan yang
berlarut-larut. Perempuan mudah tersentuh atau terbuka hatinya, maka ia tidak
mudah melupakan.
|
Cara memahami rangsangan seksual
|
Lebih mudah terangsang pada
hal-hal lahirian, yang dapat dilihat secara fisik,
Rangsangan sesksual
laki-laki bersifat lebih cepat dan tiba-tiba, tetapi juga cepat hilang.
Rangsangan laki-laki lebih
khusus cenderung pada organ seksual
|
Lebih mudah terangsang pada
hal-hal yang bersifat perasaan. Pada segi batianiah.
Rangsangan seksual pada
perempuan akan bangkit separa perlahan, tetapi juga hilang secara perlahan.
Rangsangan perempuan hamper
terdapat pada seluruh anggota tubuhnya.
|
Cara Berfikir dan bertindak
|
Tindakan laki-laki biasanya
lebih bersifat aktif dan agresif.
|
Tindakan perempuan bisasanya
lebih bersifat aktif tapi adaptif. Perempuan lebih menerima dan memelihara.
|
2.
Peranan Laki-laki dan
Perempuan dalam Kodratnya.
Kondrat yang berbeda,
kecenderungan rasa perasaan dan cara bertindak yang berbeda, membuka perbedaan
pula dalam beberapa peranan. Peranan inilah yang pada akhirnya membawa kepada
tugas-tugas pokok yang dikembangkan antara laki-laki dan perempuan. Namun tugas
pokok ini sering membuat terjadinya perbedaan status antara laki-laki dan
perempuan yang kadang tidak adil. Kita perlu menyadari bersama, diera tumbuhnya
kesadaran emansipasi perempuan, ada hal tertentu atas perasaan atau tugas pokok
antara laki-laki dan perempuan yang berbeda, tetapi jangan dilihat sebagai
sesuatu yang tidak bisa dilakukan bersama.
Kita secara umum dapat melihat
peranan dan tugas pokok apa yang sering membedakan antara laki-laki dan perempian
dalam kehidupan ini. Peranan dan tugas pokok muncul karena perbedaan jasmani
yang secara kodrati ada, bagian tubuh, termasuk struktur dan fungsi organ serta
kekayaan psikologisnya. Namun perbedaan ini bukan merintangi kita untuk saling
menguasai satu dengan yang lain. Yang biasanya membedakan laki-laki dan
perempuan secara psikologis adalah
Laki-laki
|
Perempuan
|
Melindungi dan Menyejahterakan
Dengan kekokohan tubuhnya
dan keperkasaan jiwanya, laki-laki dituntut untuk melindungi, termasuk melindungi
kaum perempuan. Kekuaran dan keperkasaannya bukan untuk merusak, tetapi untuk
melindungi dan menyejahterakan.
Menjadi “Ayah” yang memberi benih kehidupan
Setiap laki-laki disiapkan
untuk mejadi seorang ayah. Sebagai ayah, ia member benih kehidupan. Ia
“menciptakan” keturunan. Ia laksana langit dan air hujan yang jatuh kebumi
menumbuhkan berbagai jenis kehidupan.
Menjadi Kekasih dan Partner.
Secara biologis dan
psikologis, manusia diciptakan untuk saling melengkapi. Laki-laki diciptakan untuk
menjadi teman, partner dan kekasih bagi perempuan. Hal ini sudah menjadi
tuntutan kodrat. Maka setiap laki-laki harus dapat menjadi partner dan
kekasih bagi perempuan, menjadi seorang suami yang baik bagi istrinya dan
menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya.
|
Menciptakan keindahan dan keharmonisan
Dengan sosok tubuhnya yang
indah dan halus, jiwa teduh dan damai, kehadiran perempuan harus dapat
memberikan sentuhan indah, harmonis, tenang, dan damai. Kehalusan dan
kelembutan perilaku, dan tutur kata yang baik dapat menjadikan suasana
keluarga damai, indah dan tenang, sehingga orang merasa betah untuk tinggal
dirumah.
Menerima, Mengandung, Melahirkan, dan
Memelihara
Seluruh bagian tubuh dan
struktur organ kelamin seorang perempuan, diciptakan untuk menerima,
mengandung, melahirkan dan memelihara. Ia menerima benih yang diberikan oleh
laki-laki, mengandung, menyuburkan dan melahirkan manusia baru. Memeliharanya
dengan tekun, teliti sabar dan penuh rasa bangga.
Mengasihi tanpa Pamrih.
Cinta seorang laki-laki
sering ada pamrihnya, tetapi cinta seorang perempuan/istri, ibu sering tanpa
pamrih.
Sebagai perempuan/istri/ibu,
ia menghembuskan udara kasih dalam keluarga. Dari seluruh dirinya terpancar
kasih. Sang istri/ibu sungguh memberikan nafas kasih yang dapat mengubah
sebuah rumah sederhana menjadi surge.
|
Tuhan menciptakan kita
manusia, laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki
sifat-sifat biologis dan kejiwaan jang khas. Perbedaan laki-laki dan perempuan
merupakan keindahan ciptaan, yang keduanya saling membutuhkan untuk mewujudkan
karya keselamatan Allah. Perempuan memiliki kelebihannya sendiri, demikian juga
dengan laki-laki. Allah menghendaki manusia, baik laki-laki dan perempuan,
saling menghargai, saling membantu, dan saling melengkapi, karena laki-laki dan
perempuan diciptakan sederajat.
3.
Laki-laki dan Perempuan Saling
Membutuhkan dan Melengkapi menuju Kesempurnaan Hidup.
Perbedaan kodrat laki-laki dan
perempuan bukanlah perbedaan yang kontradiktif, melainkan perbedaan yang
seharusnya saling melengkapi. Manusia diciptakan dengan daya tarik untuk dapat
mewarnai dunia dengan cinta. Karena daya tarik tersebut, laki-laki dan
perempuan saling tertarik dan jatuh cinta. Cinta Allah lah yang menjadi
sumbernya. Cinta yang tumbuh dalam diri laki-laki dan perempuan menjadi
kehendak Allah, walau terkadang kita sulit untuk mengungkapkan mengapa kita
mencintai dan dicintai. Allah sendiri yang seolah-olah menggerakkan kita dan
hati kita untuk bertemu dan jatuh cinta.
Lewat Kitab Kejadian, Allah
mempercayakan segala alam ciptaan kepada kita. Laki-laki dan perempuan untuk
memelihara, menata, dan melestarikan demi kelangsungan kehidupan dan kemuliaan
Allah. Allah sendiri telah berkata; “…..berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan
burung-burang di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makanannya” (Kej
1:28-29).
Semua itu, tak akan terjadi
jika laki-laki dan perempuan tidak dapat menjadi tanda cinta kasih Allah, cinta
laki-laki dan perempuan harus menjadi tanda cinta Allah kepada umat-Nya dan
cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dalam Perjanjian Lama, cinta antara suami dan
istri sering menjadi lambing cinta Allah kepada bangsa Israel. Dalam Perjanjian
Baru, cinta suami istri melambangkan cinta Krisus kepada Gereja-Nya (bdk. Ef 5:22-23). Cinta suami istri
menjadi symbol dan tanda (sakramen) dari cinta Allah kepada manusia dan cinta
Kristus kepada Gereja-Nya. Dengan menjadi tanda cinta Allah dan cinta Kristus,
pasangan suami istri telah mewartakan cinta kasih Allah dan cinta Kristus
kepada dunia. Kesaksian mereka tentang cinta kasih Allah dan Kristus dapat
menjadi terang bagi masyarakat lingkungan agar semakin mengenal Allah.
Syukur Atas Keunikan Diriku sebagai laki-laki dan Perempuan
Bersyukur atas keunikan kita,
sebagai seorang laki-laki dan perempuan, menjadi sebuah harapan bahwa kita
semakin menerima diri kita. Sehingga dengan menyadari panggilan kita baik
sebagai laki-laki dan perempuan, kita dapat menghargai laki-laki dan perempuan
bukan semata-mata berdasarkan perannya, tetapi lebih sebagai satu ciptaan Allah
yang mulia.
1.
Menerima dengan Bangga Atas
Kodrat Diriku sebagai Laki-laki dan Perempuan
Kita diciptakan Allah dan
terlahir kedunia sesuai dengan kodrat kita masing-masing, sebagai seorang
laki-laki atau perempuan yang harus kita terima dan kita syukuri. Dalam
perkembangan sejarah dan perkembangan situasi social banyak
ketimpangan-ketimpangan yang memunculkan perlakuan tidak adil antara kodrat
laki-laki dan perempuan, laki-laki lebih dihormati dan mendapatkan tempat dalam
status social. Bukan hanya dalam jaman sekarang, tetapi sudah sejak jaman
dahulu kaum perempuan diposisikan lebih rendah dari kaum laki-laki, dalam
perjalanan sejarah banyak pendapat yang muncul dikalangan tokoh-tokoh dunia
tentang perempuan. Contohnya : a) Plato,
“Perempuan adalah degradasi laki-laki, seorang laki-laki pengecut pada
kelahiran berikutnya akan menjadi perempuan” b) Aristoteles, “Andaikata perempuan punya jiwa, maka jiwa yang
dimilikinya tidak sepenuh yang dimiliki laki-laki”, c) Ferdinan Marcos, “saya tidak takut pada siapa pun, juga terhadap
wanita, tempat sorang wanita adalah di tempat tidur”.
Hal ini menandakan bahwa kaum
perempuan masih dipandang sebagai kaum yang lemah dan rendah, dapat terjadi
karena masih kuatnya paham patriartkhi,
yang mengajarkan bahwa garis ketentuan anak ditentukan oleh garis dari ayah,
maka semua pranata social tentang kehidupan dilatarbelakangi oleh pandangan
patriartkhi, seorang ayah menjadi penentu keturunan. Maka dalam proses
kehidupan, kaum laki-laki menjadi kelompok masyarakat yang berkuasa, akibatnya,
kakuasaan kaum laki-laki menjadi sebuah system yang kuat dan dianggap benar, kekuasaan
ini dibangun atas dasar pandangan pasangan laki-laki dan subordinat bagi
perempuan, yang juga dapat menciptakan stereotip perempuan di dalam masyarakat,
baik itu muncul dalam eksploitasi media maupun tradisi atat adat tertentu.
Bahkan dalam dunia modern
sekarang ini, perempuan sering dipatrunkan dan atau dieksploitasu untuk
kepentingan yang bersifat ekonomis atau entertainment
(kesenangan), sehingga tidak sedikit yang memunculkan tindakan kriminalitas
dimana perempuan menjadi korban, mulai dari korban pornografi, pemerkosaan,
jual beli manusia, kekerasan, pelecehan seksual, dan sebagainya. Dalam
kehidupan social masyarakat, perempuan lebih berperan sebagai pelaksana dan
bukan pengambil keputusan, perempuan, sering kali tidak mempunyai kesempatan
yang sama dengan kaum laki-laki dalam banyak hal. Perempuan sering mempunyai
peran ganda yang begitu berat, perempuan yang bekerja tetap dituntut
tanggungjawab atas kesejahteraan dalam keluarga. Tidak jarang muncul diskriminatif dan fanatik, bukan hanya terhadap perempuan tetapi juga terhadap kaum
yang lemah.
Dalam perkembangan dunia
dewasa ini, kita telah mendengar, menyaksikan, bahkan mempelajari berbagai
usaha untuk melawan diskriminatif terhadap perempuan, isu kesetaraan Gender menjadi sebuah wacana yang
berkembang. Kesetaraan dan Keadilan Gender, menjadi bagian yang sangat penting
dan menjadi sebuah komitmen untuk diperjuangkan. Maka ketika kita melihat
hubungan social antara laki-laki dan perempuan, kita perlu menyadari Kesetaraan
dan Keadilan Gender, yang menjadi sebuah gerekan emansipasi perempuan untuk
mengembalikan martabat perempuan sebagai manusia yang mempunyai hak asasi dan
hak kehidupan yang sama dengan laki-laki. Seorang perempuan adalah ciptaan
Allah yang mulia, yang mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki, tidak
ada perbedaan status sosial dan budaya antara lakiplaki dan perempuan.
Laki-laki dan perampuan adalah mitra yang saling melengkapi satu sama lain.
Perbedaan terletak pada kodratnya secara biologis tetapi bukan di dalam
martabatnya secara sosial dan dan hokum. Laki-laki dan perempuan merupakan
pribadi yang sama, sama-sama ciptaan Allah yang sungguh “amat baik” adanya (Kej
1:31). Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai dengan citra Allah, laki-laki
dan perempuan diciptakan untuk saling melengkapi, menyempurnakan, melanjutkan
keturunan, mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup.
2.
Bersyukur Atas Panggilanku
sebagai Laki-laki dan Perempuan
Dalam Kitab mazmur dikatakan,
“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dasyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”. (Maz 139:14).
Dari teks tersebut mau
mengatakan, bahwa kita adalah makhluk yang ajaib, unik dan luar biasa, yang
telah diciptakan oleh Allah. Kita dilahirkan baik laki-laki atau perempuan
mempunyai sesuatu yang luar biasa dari tubuh jasmani kita. Tubuh kita secara
biologis merupakan organism yang paling kompleks dan unik di dunia, setiap
bagian kita dari yang paling kecil mengungkapkan dan menghadirkan bahwa
semuanya diciptaan secara dasyat dan ajaib. Semua keajaiban ini hendaknya kita sadari dan
kita syukuri, ada banyak hal dan cara yang dapat kita lakukan untuk mensyukuti
kodrat panggilan hidup kita sebagai laki-laki dan perempuan. Wujud syukur yang
paling utama adalah menerima diri kita apa adanya
D. Kluhuran Manusia sebagai Citra Allah
Pribadi kita sebagai manusia
yang berharga, kita diciptakan Allah sebagai citra-Nya. Sepantasnyalah kita
setiap manusia saling menghormati dan menghargai, walaupun ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan. Dalam perbedaan itu manusia diajak untuk menyadari
bahwa setiap pribadi mempunyai keutuhan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga
rohani. Setiap manusia mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan tindakan,
segalanya tak hanya bersifat fisik dan mekanis, tetapi didasari olah jiwa yang
membuat manusia berperasaan dan berkehendak, keluhuran martabat inilah yang
seharusnya menyadarkan kita untuk selalu mengembangkan dan mempersembahkan segala
yang telah dikaruniakan Allah kepada kita dengan sebaik mungkin.
A.
Semua Manusia Secitra
Pribadi manusia merupajan pribadi yang secitra
dengan Allah. Allah menganugerahkan berkat pada setiap pribadi tanpa
terkecuali, walaupun dengan keterbatasan masing-masing. Semua manusia adalah
satu saudara dan luhur adanya.
1.
Semua Manusia Sesama dan
Saudara dalam Allah.
Kita semua adalah pribadi
manusia yang diciptakan Allah. Setiap dari kita adalah pribadi yang paling
luhur, menjadi berkat bagi sesame. Dalam Kitab Nabi Yeremia dikatakan, “Sebelum
Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:5). Dengan demikian
dapat dikatakan lewat kutipan teks tersebut mau mengatakan betapa Allah telah
memberikan karunia keluhuran bagi setiap pribadi. Anugerah yang diberikan sebelum
kita di lahirkan di dunia. Anugerah, bahwa kita semua berarti dan dipilih oleh
Allah dalam situasi apapun, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita
miliki.
Dalam kekurangan dan
kelebihan itu baik secara fisik, tetaplah merupakan pribadi yang bermartabat.
Martabat itu tentu bukan diukur dari segi badan dan lahiriah, tetapi dari
siapakan diri kita sebenarnya, yaitu pribadi yang telah diciptakan Allah sesuai
dengan citra-Nya (seturut gambar dan rupa-Nya). Citra Allah menunjukkan bahwa
kita sebagai makhluk ciptaan yang paling mulia, kita menyerupai Allah (bdk. Mzm 8:5). Citra itu pancaran.
Manusia mencerminkan atau merupakan pancaran dari Allah. Artinya, bahwa di
dalam martabat setiap pribadi manusia, dapat dilihat gambaran dan pantulan rupa
Allah. Semua pribadi manusia tercipta baik adanya, dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, manusia tetap manusia yang bermartabat. Dalam diri
setiap pribadi, kita percaya ada pancaran kebaikan-kebaikan Allah.
Dan karena kita semua adalah
citra Allah, maka kita harus menghargai sesame manusia dengan segala kelebihan
dan kekurangan baik secara fisik-lahiriahnya dan sifat-sifatnya, kita
berkewajiban menjada dan mengembangkan martabat. Mengembangkan
kebaikan-kebaikan dan segala sesuatu yang kita lakukan supaya bermanfaat bagi
sesame kita, apapun bentuknya. Karena semua manusia sesame dan saudara dalam
Allah.
2.
Sikap dan Tindakan Manghargai
Sesama
Manusia adalah citra Allah,
dalam konteks hidup sekarang, kita banyak melihat berbagai peristiwa hidup yang
terkadang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Lewat media massa
kita banyak melihat peristiwa-peristiwa kekerasan yang sangat memprihatinkan,
manusia tidak dihargai martabatnya. Konflik kepentingan yang terkadang tidak
lepas dari isu SARA muncul begitu banyak di wilayah Indonesia, mulai dari Ambon
sampai Papua. Tidak ketinggalah tindakan terorisme, yang merenggut nyawa tidak
sedikit. Martabat manusia seakan menjadi sebuah barang mainan yang dapat
dipermainkan seenaknya.
Ada beberapa sebab yang
dapat memunculkan konflik. Salah satu sebab munculnya konflik adalah perbedaan,
perbedaan yang dibawa setiap individu dalam suatu interaksi bersama orang lain.
Sebab lain adalah perasaan terancam, orang atau golongan yang merasa teracam
akan cenderung bersikap fanatik, misalnya munculnya isu Kristenisasi atau
Islamisasi dapat membuat kedua kelompok bersikap fanatik.
Banyak cara telah dilakukan
demi perdamaian. Dialog menjadi tema utama dalam setiap penyelesaian konflik.
Yang diharapkan bahwa dialog bukan semata-mata pertemuan dua kelompok atau
lebih, melainkan tindakan nyata dan konkret demi terciptanya perdamaian. Jika
cara berfikir kita hanya sebatas, bahwa orang lain adalah “obyek”, maka orang
lain dipandang selalu sebagai “yang lain”. Jika demikian, maka yang terjadi
adalah bahwa kita selalu menolak keberadaan pribadi orang lain sebagai
seseorang yang berharga dan sederajat dengan kita. Sehingga kita melihat orang
lain lebih rendah, tidak bermarabat, tidak bermoral dan sebagainya. Dampak dari
sikap ini adalah kekerasan, pembunuhan, bahkan penghancuran kelompok tertentu.
Kekerasan yang terjadi ini sebenarnya dilatarbelakangi atas proses berfikir
yang sempit, yaitu bagaimana manusia memandang sesame sebagai hubungan subyek
dan obyek.
Melalui konflik, seharusnya kita disadarkan betapa
pentingnya kita saling mengoreksi diri, betapa masih banyak kekurangan yang ada
dalam diri kita berhubungan dengan orang lain. Keterbukaan hati untuk saling
memahami, menjadi titik awal bagaimana sebuah kedewasaan dibangun. Membangun
sikap positif dalam berkomunikasi dengan orang lain, menghormati dan menghargai
orang lain secara tulus memungkinkan kesalahpahaman dan konflik dapat
dihindari. Bersikap dan berfikir positif terhadap orang lain mempunyai
unsur-unsur, diantaranya kesediaan mendengarkan, menghargai pendapat, dan
melibatkan diri (berempati). Dengan ini orang akan memiliki harga diri sehingga
akan membantu menciptakan komunikasi yang bermakna dan mendalam. Sikap ini
perlu diperkuat dengan cara pandang kita untuk menjauhkan diri dari sikap yang
berlebihan. Menghargai kemajemukan dengan berfikir dan bersikap terbuka atau
inklusif.
Dalam Kitab Suci digambarkan dengan jelas bagaimana manusia
yang diciptakan secitra dan segambar dengan Allah itu diharapkan mampu
memancarkan kasih Allah kepada sesama.
a.
Kesetaraan martabat, setiap
manusia memiliki kesataraan martabat dan hak asasi dihadapan Allah. Manusia
diciptakan sebagai “Citra Allah” (Kej 1:27), atau “Gambaran Allah yang tak
kelihatan (Kol 1:15), yang dipanggil untuk menjadi “Anak Allah” (Yoh 3:1-2)
b.
Pluralisme atau kemajemukan adalah suatu
kenyataan. Perbedaan yang ada sebagai salah satu jalan untuk menyempurnakan
satu sama lain. Seperti halnya tubuh, banyak anggota tetapi satu tubuh.
Beberapa talenta, kurnia dan panggilan, tetapi satu rekan sekerja Allah (1Kor
1:10 ; Rom 12)
c.
Ada perbedaan, dapat membantu
orang untuk mawar diri, sehingga tidak mudah untuk menghakimi atau mengadili
orang lain. Serahkan penghakiman itu pada Allah. Hendaknya kita suka mengampuni
orang lain, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita (Mat
7:1-5; Luk 6:37-42; Ef 4:32)
d.
Hukum cinta kasih, adalah
dasar utama mengapa kita harus toleran kepada sesama. Cinta berarti menerima
orang lain apa adanya sesuai dengan identitasnya yang berbeda atau justru
karena identitasnya yang berbeda. Yesus mengajarkan kita untuk saling mencintai
tanpa syarat. (Luk 10:25-37).
Dengan demikian menjadi jelas,
orang diharapkan mampu memancarkan kasih Allah kepada sesame, dengan sikap dan
tindakan itu manusia menunjukkan tugasnya yang utama sebagai citra Allah.
3.
Upaya Menjaga Keluhuranku
Sebagai Manusia.
Hidup kita sebagai manusia
merupakan anugerah yang luar biasa yang patut untuk diperjuangkan. Kehidupan
demikian besar artinya “Hidup ditandai ciri yang tak terhapuskan, yaitu
kebenarannya sendiri, dengan menerima karunia Allah, manusia wajib
mempertahankan hidup dalam kebenaran itu yang memang hakiki baginya (EV. Art
48). Perjuangan kita untuk mempertahankan hidup betapa hakikinya kehidupan ini,
menjadi tonggak yang tak pernah ada habisnya.
Kalau kita melihat perjalanan sejarah, muncul begitu banyak persoalan yang
menghancurkan harkat dan martabat serta keluhuran manusia, di satu sisi. Banyak
orang yang berjuang untuk mengatasi ancaman tersebut. Ketidakadilan dan
penindasar harkat manusia terjadi, disitulah muncul perlawanan. Kita lihat
peristiwa di Amerika Latin, terjadi penindasan terhadap kaum miskin, oleh para
tuan tanah dan penguasa. Di mana peristiwa tersebut melahirkan pengorbanan Uskup Oscar Romero dan beberapa Jesuit
dan perempuan. Peristiwa ini melahirkan refleksi yang mendalam betapa
perjuangan mempertahankan keadilan menuai tantangan yang begitu besar, butuh
pengorbanan. Mahatma Gandhi, mengusahakan
sebuah gerakan “ahimsa”, betapa melalui kekerasan yang begitu besar, kelembutan
dan cinta damai menjadi bagian perjuangan yang harus diangkat. Bunda Teresa dari Kalkuta, memberikan
tangannya dalam mengabdikan diri kepada kehidupan, kepad mereka yang miskin dan
tersingkir, untuk mengangkat mereka supaya bermartabat seperti manusia yang
lainnya.
Kehidupan adalah milik Allah
sebagai sumber segala kehidupan. Allah senantiasa berbelas kasih kepada manusia
untuk mengangkat manusia ke dalam kemuliaan. Dan setiap orang menurut kodratnya
memiliki hak hidup, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, aman, dan
damai, tempat tinggal yang nyaman. Hak untuk tumbuh dan berkembang secara
penuh, memperolah keadilan dan cinta, perlindungan dan segala sesuatu yang
membuat sesorang merasa terlindungi. Setiap orang memiliki kesetaraan martabat
dan hak asasi di hadapan Allah. Manusia diciptakan sebagai “citra Allah” (Kej
1:27).
B.
Aku Memiliki Roh, Jiwa, dan Raga, yang Berkemampuan Memiliki Pikiran,
Perasaan, Kehendak.
Pribadi manusia tidak hanya fisik, tetapi juga
jiwa dan roh. Kita mempunyai pikiran, perasaan, kehendak dan tindakan. Hal
inilah yang menjadikan manusia seseorang yang bermartabat.
1.
Struktur Dasar Manusia: Roh,
Jiwa, dan Raga
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di
Roma mengatakan, raga atau tubuh sebagai persembahan yang hidup kepada Allah.
Keberadaan kita di dunia ini, untuk memperbaharui budi dan mengetahui serta
selalu mencari kehendak Allah dalam menemukan yang baik dan sempurna.
Bahwa kita manusia ini hanya sebatas raga atau
tubuh jasmaniah yang tanpa arti. Raga atau jasmaniah ini hanyalah seonggok
daging yang sama dengan makhluk lain. Tetapi kita perlu melihat ke dalam, bahwa
di dalam raga jasmaniah ini ada jiwa dan roh yang selalu membuat kita menjadi
lebih sempurna dan baik adanya.
Paus Yohanes Paulus II mengajak kita menghargai
raga atau tubuh jasmaniah ini dalam satu kesatuan yang mendalam, bahwa di dalam
tubuh ada kesucian yang harus senantiasa kita junjung, karena Allah telah
menciptakan kita dengan rencana yang indah, “…..tubuh sesungguhnya mampu
membuat kita melihat apa yang tidak kelihatan, yang spiritual dan yang ilahi.
Tubuh telah diciptakan untuk menyalurkan ke dalam dunia yang kelihatan ini,
misteri yang tersembunyi sejak awal dalam diri Allah…. Dan karena itu tubuh
menjadi tanda bagi misteri itu. Raga atau tubuh jasmaniah merupakan tanda
pernyataan diri Allah dan rencana-Nya bagi umat manusia”.
Di dalam raga atau tubuh jasmaniah kita ini, ada
jiwa dan roh yang perlu terus kita pelihara. Jiwa dan roh inilah yang
memungkinkan kita mempunyai perasaan, kehendak, dan pemikiran yang membedakan
kita dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Jika kita lihat kisah Kejadian,
begitu indah dilukiskan bagaimana Allah menciptakan manusia. Allah telah
“membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam
hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7).
Embusah napas inilah yang memberikan kita kehidupan. Napas dari “Yang
Mahakuasa” yang memberikan hidup (Ayb 33:4); yang diembuskan-Nya ke dalam lubang
hidung dari tubuh Adam yang belum bernyawa. Napas inilah yang menjadikan kita
mempunyai “roh” sehingga membuat kita menjadi manusia yang berjiwa dan hidup.
Sebagai pribadi, manusia mempunyai tiga unsure
penting yang tak bisa dilepaskan, yaitu roh, jiwa, dan raga. Manusia adalah
kesatuan ketiganya tidak bisa dipisahkan, hal ini memberikan makna kepada kita,
bahwa pribadi manusia sebagai suatu yang bersifat imani dan suci terhadap raga.
Dengan roh-jiwa ini, maka setiap pribadi manusia lebih bermartabat dan luhur.
Raga yang kita miliki adalah kudus adanya.
Walaupun raga ini mempunyai keterbaatasan-keterbatasan alami, seperti kecacatan
dan rasa sakit, yang pada akhirnya akan rentan, tatapi raga ini adalah Bait
Suci kita. Di dalamnya ada Roh Allah yang bekerja bagi pertumbuhan dan
perkembangan pribadi kita. Tentu bait Allah adalah kudus dan suci, demikian
tubuh kita haruslah kudus dan suci. Raga kita adalah tempat di mana Roh Allah
diam di dalam hati kita. Tubuh kita adalah milik Tuhan serta menjadi tempat
Tuhan bersemayam dan berkarya mengadirkan karya keselamatan-Nya.
Maka kita perlu memahami tubuh kita yang terdiri
dari raga, jiwa dan roh. Kita perlu memikirkan apa arti hidup dan bagaimana
kita memandangnya, kalau kita tidak memiliki arti hidup atau salah
memandangnya, orang juga tidak akan mengerti tubuhnya atau menyalahgunakan
tubuhnya sendiri. Tubuh kita bukan untuk direndahkan bergitu rupa atau
digunakan untuk sesuatu yang sia-sia dan tidak berarti. Kita perlu menyadari
bahwa kita memiliki roh, jiwa dan raga yang tak terpisahkan, sehingga dengan
demikian kita juga memiliki perasaan, pemikiran dan kehendak.
2.
Kemampuan dasar Manusia, Pikiran, Perasaan,
Kehendak, dan Tindakan.
Roh, jiwa, dan raga tak terpisahkan dan menjadi
satu kesatuan did ala tubuh kita. Kita bukanlah seperti robot, pribadi yang tak
bernyawa, tetapi mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan tindakan. Karena
mempunyai pikiran, prasaan, kehendak,
dan tindakan inilah yang membuat manusia “lebih” dibandingkan dengan segala
makhluk yang ada di bumi. Banyak gambaran yang muncul mengenai manusia. Manusia sering disebut sebagai homo ssapiens, yang berarti manusia yang
arif, karena memiliki akal budi dan mengungguli makhluk yang lain. Manusia
sering juga disebur sebagai homo faber, karena
mampu menggunakan berbagai alat yang ada dan menciptakannya. Sering juga
manusia disebut sebagai homo ludens, yaitu
makhluk yang suka bermain. Begitu juga dengan sebutan lain, homo symbollicum dan homo socio-economicus, karena manusia
mampu mencipta dan berkomunikasi dengan symbol-simbol, dan mengelola materi
hidupnya.
Manusia mempunyai pikiran dan kehendak. Kehendak
merupakan bentuk dorongan hati untuk melakukan sesuatu hal, baik itu
dipengaruhi oleh nilai-nilai positif kebajikan atau memang negatife. Di dalam
kehendak ada kemauan dan keinginan. Kemauan lebih merupakan dorongan untuk
melakukan sesuatu karena ada pengaruh dari luar diri. Kemauan mengindikasikan
adanya suatu tindakan yang akan dilakukan sebagai reaksi atas tawaran tertentu
dari luar dirinya. Sementara keinginan, dari kata dasar ‘ingin’, menunjukkan
adanya suatu kebutuhan terhadap sesuatu, bukan hanya kebutuhan melainkan juga
adanya dorongan untuk memuaskan diri. Kehendak manusia memiliki dua pemahamam.
Pertama, bahwa kehendak itu bersifat dorongan fitrah atau naluriah yang
bersifat sosial. Kedua, sering disebut sebagai keinginan. Biasanya
menggambarkan kehendak yang bersifat lebih egoistik.
Pemikiran dan kehendak inilah yang membawa kita
menjadi manusia yang juga berperasaan dan sekaligus mampu untuk bertindak.
Perasaan yang ada bukan hanya terbatas pada cinta, marah dan sedih, namun
banyak ungkapan perasaan. Perasaan menggambarkan ungkapan hati seseorang yang
kuat akan suatu hal, baik yang bersifat menyenangkan atau menggelisahkan. Perasaan
inilah yang membuat kita luhur, bermartabat, dan unik. Tentu semua itu
dilatarbelakangi oleh pemikiran hati yang ada di dalam diri kita. Setiap
perbuatan atau tindakan kita selalu dituntun oleh hati dan pikiran kita.
Pikiran yang memerintahkan sesuatu di dalam diri kita untuk melakukan sesuatu.
Apa pun sisi perintahnya, hati dan pikiran selalu mempengaruhinya. Kualitas
tindakan kita sangat tergantung pada kualitas hati dan pikiran kita. Benar atau
salahnya ditentukan oleh penilaian pikiran. Baik atau tidaknya berada di bawah
wewenang hati. Dalam Ijil Matius dikatakan, “Mata adalah pelita tubuh, jika
matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh
tubuhmu…”. Pikiran dan hati merupakan ‘mata’ bagi diri kita dalam melakukan
tindakan yang berikutnya, apakah itu baik atau buruk.
Dengan kesadaran, manusia dapat memahami semua
perilaku dan tindakannya. Hanya saja untuk selalu bertindak dan berperilaku
baik, manusia harus memiliki tidak saja kesadaran semata tetapi lebih dari itu
yaitu kesadaran moral. Atas kesadaran moral itulah manusia dapat
memilih itndakan yang baik dan buruk. Dengan kesadaran moral ini manusia akan
merasa wajib untuk berbuat baik tanpa paksaan dan tekanan dari manapun juga,
semua didasarkan atas keputusan hati nuraninya.
2 komentar:
Gak bagus,panjang tapi gak
Ada pengertiannya
terimakasih
Posting Komentar