Minggu, 03 Juni 2012

Kebangkitan Yesus

KEBANGKITAN DAN KENAIKAN YESUS KE SURGA Kebangkitan Yesus pada pokoknya berarti bahwa Yesus yang di dunia ini benar-benar mati, dan dari keadaan mati itu beralih masuk ke dalam keadaan lain sama sekali. Ia kini hidup dengan cara yang lain sekaligus tetap berpengaruh dan aktif menyelamatkan manusia. Maka untuk masuk ke dalam kebangkitan abadi ini, Yesus harus melewati kematianNya. Hal ini ditandainya dengan makam yang kosong. Berbicara tentang makam kosong, tidak membuktikan kebangkitan Yesus. Menurut Markus 16:8, makam yang kosong tidak menimbulkan kepercayaan wanita-wanita yang menemukannya. Sebaliknya mereka ketakutan dan melarikan diri. Makam kosong mempunyai arti Ambivalen. Makam kosong sama sekali tidak berkata apa-apa tentang bagaimana dan karena apa menjadi kosong. Jadi kita harus berkesimpulan bahwa makam kosong bukanlah menjadi bukti pokok kebangkitan Yesus, melainkan sebuah perandaian. Makam kosong berarti jangan mencari Dia (Kristus yang hidup, diantara orang mati (lih Luk 24 : 5). Makam itu terbuka artinya duka cita dan kegelapan maut sudah diganti oleh suka cita dan terang kebangkitan. Bagi orang yang percaya makam kosong merupakan tanda yang membutuhkan keterangan lebih lanjut supaya bermakna.apa yang diwartakan oleh makam kosong adalah kebangkitan Kristus sebagai misteri penyelamatan, juga berarti bahwa jenazah Yesus tidak diambil atau di curi oleh manusia dan bahwa Yesus tidak kembali lagi kepada suatu kehidupan duniawi seperti Lazarus, tetapi kehidupan yang mulia. Bukti Kebangkitan Yesus Kisah sengsara dan wafat Yesus hanya memiliki arti bagi keselamatan kita. Karena dilihat dalam terang kebangkitan. Kebangkitan Kristus merupakan inti iman kita. St. Paulus menegaskan, “Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu “(1Kor 15:14:15). Dalam Kitab Suci, khususnya Injil, kebangkitan Yesus diwartakan melalui dua cara, yang pertama melalui kisah “kubur kosong” dan kedua melalui “penampakan-penampakan”. I. Kubur Kosong Kalau anda ke Israel dan melihat tempat dimana dahulu Yesus dikuburkan ada tertulis; “Jangan cari orang hidup di tengah-tengah orang mati, Ia sudah bangkit lihatlah kuburNya kosong”. Ketika kita masuk ke kuburan itu, memang kosong. Saya bersyukur Tuhan Yesus tidak ada kuburanNya. Kalau kita melihat, ada tokoh-tokoh agama tertentu yang mati dan tidak bangkit kembali, kemudian beberapa waktu kemudian ditemukan giginya. Di tempat penemuan itu kemudian dibuat kuil sebagai bukti bahwa sang tokoh pernah hidup. Saya bersyukur Tuhan Yesus sudah bangkit. Jadi tidak perlu ada kuburan untuk mengenangNya. Pertama, memang benar tidak ada saksi mata yang melihat proses kebangkitan Yesus. Kisah kubur kosong juga bukanlah bukti akan kebangkitan Yesus, tetapi merupakan tanda dari kebangkitan. Bila Yesus orang Nazaret yang disalibkan itu telah bangkit (bdk Mrk 16:6b), maka pastilah kubur-Nya akan kosong. Jadi, kubur kosong itu sendiri tidak membawa pada iman akan kebangkitan Yesus. Injil Lukas dan Yohanes mengindikasikan bahwa Rasul Petrus yang menyaksikan kubur kosong, tidak dibawa pada iman akan kebangkitan Yesus (Luk 24:12; bdk. Yoh 20: 6-7). Kubur kosong bukan bukti bahwa Yesus telah bangkit, tetapi hanyalah tanda dari kebangkitan. Iman Rasul Petrus akan kebangkitan ditumbuhkan karena penampakan dan pertemuan dengan Yesus yang bangkit (Luk 24:34; 1 Kor 15:5). Kedua, ada empat kisah kubur kosong, yaitu Mat 28:1-10; Mrk 16:1-8; Luk 24:1-12 dan Yoh 20:1-10. Keempat kisah kubur kosong itu sepakat bahwa wanita-wanita tertentu dalam rombongan Yesus menemukan kubur Yesus kosong pada hari ketiga setelah penyaliban. Meskipun ada perbedaan tentang rincian dalam setiap kisah, tetapi ketiga Injil sinoptik sepakat menampilkan malaikat sebagai pewarta kebangkitan (Mat 28:5-6; Mrk 16:6; Luk 24:5-7). Inilah kerygma kebangkitan Yesus yang disampaikan oleh pribadi ilahi, yaitu perwakilan Allah. Malaikat itulah yang menugaskan para wanita untuk menyampaikan pesannya kepada para murid (Mat 28:7; Mrk 16:7). Kesaksian malaikat ini tentu merupakan tandingan dari kesaksian bohong para penjaga kubur Yesus bahwa murid-murid Yesus datang mencuri jenasah-Nya (Mat 28: 13). Kehadiran malaikat itu merupakan jaminan kebenaran pewartaan tentang kebangkitan Yesus. Ketiga, dalam kisah kubur kosong dalam Injil Yohanes, tidak dikatakan adanya malaikat Tuhan sebagai jaminan kebenaran pewartaan kebangkitan. Sebagai gantinya, Injil Yohanes menampilkan ”murid yang dikasihi” (Yoh 20:2). Kesaksian ”murid yang dikasihi” dikontraskan dengan apa yang dialami oleh Rasul Petrus, yaitu yang melihat kain kafan, kain peluh, tetapi tidak sampai percaya (Yoh 20:6b-7). Penginjil Yohanes menjelaskan bahwa sikap Petrus ini terjadi karena ”belum mengerti isi Kitab Suci” (ay 9). Hal ini hendak mengatakan bahwa kubur kosong itu tidak mendatangkan kepercayaan akan kebangkitan Yesus. Kubur kosong bukan bukti bahwa Yesus telah bangkit. Di lain pihak, ketika ”murid yang lain” itu masuk ke kubur, ia ”melihatnya dan percaya” (ay 8). Apa yang dilihatnya di dalam kubur memberikan kepadanya pencerahan untuk mengerti isi Kitab Suci sehingga membuatnya percaya. Jadi, murid yang lain itu percaya akan kebangkitan Yesus bukan karena melihat kubur kosong, tetapi karena mendapat pencerahan untuk mengerti Kitab Suci secara lebih mendalam (bdk. Luk 24:25-27). Keempat, dusta mahkamah agama bahwa para murid Yesus mencuri jenasah-Nya sulit diterima karena dusta ini tidak bisa menjelaskan apa motivasi yang mungkin bisa mendorong para murid untuk menyebarkan sebuah kebohongan, padahal kebohongan itu menyebabkan mereka dikejar-kejar, dipenjara dan bahkan dibunuh. Keberanian para murid untuk menjadi martir mencerminkan keyakinan mereka akan kebangkitan Yesus. Siapa yang secara sukarela mau mati untuk sesuatu yang diketahui sebagai kebohongan? Kelima, iman kita pada kebangkitan Yesus memang tidak didasarkan pada kubur kosong, tetapi didasarkan pada kesaksian para murid yang melihat Yesus hidup sesudah kematiannya. Rasul Paulus membuat semacam daftar dari para saksi mata ini, yaitu Petrus (Kefas), keduabelas murid-Nya, lebih dari lima ratus saudara, Yakobus dan terakhir Paulus sendiri (1 Kor 15:3-8). Untuk meyakinkan para muridnya, Paulus bahkan menegaskan bahwa kebanyakan para saksi mata itu masih hidup, sehingga bisa ditanyai tentang kebenaran kebangkitan Yesus itu. II. Kain Kafan Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa Yesus benar-benar bangkit? Mudah saja, Anda dapat melihat kain kafanNya. Bila orang Israel mati, maka mayatnya akan ditutup dengan dua potong kain kafan, satu kainmenutupi kaki sampai leher dan satu kain lagi menutupi leher sampai kepala, kemudian orang itu akan ditidurkan di sebuah gua. Ketika mendapat laporan dari Maria, bahwa Yesus bangkit, murid-murid nerlari kekuburanNya. Mereka berlari sampai ke dalam dan bertemu dengan malaikat. Kata malaikat kepada mereka, “Lihatlah ! Inilah tempat mereka membaringkan Dia” (Mark 16:6b) Lalu dalam Yohanes 20:6-7, Petrus melihat bahwa kain kafan Yesus masih utuh. Jika ada yang mencuri mayat Yesus, pastilah kain kafanNya tidak akan utuh lagi. Tetapi anehnya, kain kafan Yesus masih utuh. Gulungannya tetap seperti kepompong, masih utuh dan tidak berantakan sama sekali. Hanya di dalamnya sudah tidak ada tubuh Yesus. Dia sudah bangkit. Posisi kain kafanNya juga tetap seperti semula tidak berubah sedikitpun. Ini membuktikan bahwa bukan manusia yang membuka kain kafan itu tapi Yesus sendiri yang keluar dari kain. Itulah tubuh kebangkitan. Makna Kebangkitan Yesus Bagi Kita 1. Kebangkitan Yesus mensahkan dan melegitimasi apa yang telah dilakukan atau diajarkanNya. 2. Dalam kebangkitan Yesus, terpenuhilah janji-janji Perjanjian lama dan janji Yesus sendiri selama hidupNya di dunia 3. Kebangkitan menegaskan ke Allah an Yesus 4. Rahasia Paskah mempunyai dua sisi, yakni dengan kematianNya Yesus membebaskan kita dari dosa dan dengan kebangkitanNya pula Yesus membuka pintu masuk menuju kehidupan baru. 5. Kebangkitan Yesus adalah dasar utama kebangkitan kita yang akan datang Penampakan Yesus Dalam cerita makam kosong, Yesus sendiri tidak ditampakkan. Lain halnya dengan penampakan Yesus yang telah bangkit. Cerita penampakan itu menyatakan kegembiraan Paskah. Yesus memperlihatkan diriNya selama 40 hari 40 malam (Kis 1:3) kepada murid-muridNya. Mulai dari Maria Magdalena (Yoh 20:15-16), kepada para wanita (Mat 28:9), kepada dua orang murid yang dalam perjalanan ke Emaus (Luk 24:15), di Yerusalem, Ia berdiri ditengah murid-muridnya (Yoh 20:19,22), makan bersama (Luk 24:36, 41-43), dan ketika di Galilea, Ia menampakkan diri di atas bukit dan mengutus para murid (Mat 28:16-29), dan masih banyak kisah yang lain. Kalau kita perhatikan selbih seksama, berbagai cerita penampakan Yesus yang bangkit selalu meliputi tiga unsur pokok yang penting bagi kita, yaitu prakarsa, pengakuan, dan kesaksisn. 1. Unsur Prakarsa Inisiatif selalu datang dari Yesus. Ia sendiri yang memprakarsaai penampakan itu. Penampakan itu sendiri digunakan untuk ini menunjukkan dua hal : Pertama sesuatu yang biasanya tidak kelihatan, kini kelihatan. Setelah bangkit Yesus tidak termasuk lagi pada dunia yang kelihatan, agar dapat dilihat oleh murid-muridNya, Yesus harus menjadikan diriNya kelihatan. Kedua penglihatan para murid yang “melihat Tuhan” setelah kebangkitanNya bukanlah penglihatan biasa. 2. Unsur Pengakuan Yesus dikenal dan diakui sebagai Kristus dan Tuhan. Dia yang menampakkan diri-Nya itu diakui sebagai tak lain dan tak bukan adalah Yesus dari Nasaret. Dia hidup melampaui wafat-Nya. Pengakuan iman ini dinyatalan dengan ungkapan, “Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari ke tiga” 3. Unsur Kesaksian Unsur yang cukup mencolok adalah Pertama, membuktikan bahwa penglihatan mengenai Yesus yang bangkit tidaklah diciptakan oleh daya khayal para murid sendiri, tetapi mendatangi mereka dari luar. Kedua menunjukkan betapa Yesus diperbaharui oleh kebangkitanNya. Ia tidak lagi persis sama seperti sebelum wafat dan bangkit. Apabila Yesus selama 40 hari masih menampakkan diri, maka hal ini tidak berarti bahwa Ia selama beberapa hari masih meneruskan hidup-Nya yang lama. Sebab, hidup yang lama sudah berakhir dan diubah menjadi hidup yang serba baru. Arti penampakan Yesus selama 40 hari sebagai berikut : Pertama, Yesus memperkenalkan para murid dan seluruh Gereja-Nya dengan suatu cara kehadiran yang baru. Untuk tujuan itu, penampakan selama 40 hari merupakan masa peralihan. Kedua, dengan menampakkan diri kepada para murid, Yesus yang telah bangkit itu selalu hadir, juga kalau mereka tidak melihatnya. Yesus yang telah bangkit itu merupakan “alam ciptaan baru” di tengah-tengah kita. Penampakan-Nya mernunjukkan kehadiran-Nya yang permanen. Beberapa contoh tentang bentuk-bentuk kehadiran Yesus yang permanen itu disajikan oleh cerita-cerita Paksah. Sejak bangkit dari alam maut, Yesus hadir di tengah-tengah kita. a. Melalui sabda-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam cerita kedua murid dalam perjalanan ke Emaus (Luk 24:13-35). Waktu berjalan mereka belum tersentuh oleh rupa Yesus. Tetapi hati mereka berkobar-kobar ketika Ia mulai berbicara dan menerangkan Kitab Suci kepada mereka. Dalam sabda, mereka berjumpa dengan Yesus. b. Melalui tanda, Yesus membuat para murid mengenal-Nya melalui tanda “memecah-mecahkan roti” tanda ini oleh Gereja diwujudkan dalam Sakremen Ekaristi. Untuk seterusnya, Yesus akan memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi. c. Melalui Roh Kudus-Nya, Sebagai tanda kehadiran Roh Yesus telah menghembusi mereka dan memberikan Roh kepada mereka. Peristiwa ini disebut dengan Pentakosta. d. Jabatan kegembalaan Petrus dan melalui kuasa Apostolik untuk mengampuni dosa, Tuhan yang telah bangkit itu tetap hadir di tengah-tengah umatNya. C. Makna Kenaikkan Yesus ke Surga. 1. Kenaikkan Kristus ke surga menggambarkan langkah masuk yang definitif dari kodrat manusiawi Yesus ke dalam kemukiaan Allah di surga. 2. Yesus Kristus, kepala Gereja mendahului kita masuk ke dalam Kerajaan Kemuliaan Bapa, supaya kita semua anggota-anggota tubuhNya dapat hidup dalam harapan karena Yesus Kristus sudah masuk ke dalam tempat kudus di surga selamanya, makaia tanpa henti-hentinya bertindak sebagai pengantara yang senantiasa mencurahkan roh Kudus ke atas kita.

Belajar Menulis "Menunggu..."

Pelatihan Belajar Menulis Menulis di Kompasiana   Tak terasa sudah beranjak malam, ketika saya keluar dari ruang perawatan di salah sa...